Jumat, 27 Februari 2015

Sinopsis Roman Siti Nurbaya

Judul                          : Siti Nurbaya ( Kasih Tak Sampai )
Pengarang                  : Marah Rusli
Penerbit                      : Balai Pustaka
Cetakan                      : 20
Tahun Terbit             : 1990 (terbit pertama kali tahun 1920)
Tempat Terbit           : Jakarta
Tebal Buku                : 271 halaman

            Saat Siti Nurbaya masih kanak-kanak, ibunya meninggal. Inilah titik awal penderitaan hidup Siti Nurbaya. Sejak saat itu hingga dewasa dan mengerti cinta ia hanya hidup bersama Baginda Sulaiman, ayah yang sangat disayanginya. Ayahnya adalah seorang pedagang yang terkemuka di kota Padang. Sebagian modal usahanya merupakan uang pinjaman dari seorang rentenir bernama Datuk Maringgih.

            Pada mulanya usaha perdagangan Baginda Sulaiman mendapat kemajuan pesat. Hal itu tidak dikehendaki oleh rentenir seperti Datuk Maringgih. Maka untuk melampiaskan keserakahannya Datuk Maringgih menyuruh kaki tangannya membakar semua kios milik Baginda Sulaiman. Maka dengan seluruh orang suruhanya, yaitu pendekar lima, pendekar empat serta pendekar tiga, serta yang lainnya Datuk Maringgih memerintahkan untuk membakar toko Baginda Sulaiman. Dengan demikian hancurlah usaha Baginda Sulaiman. Ia jatuh miskin dan tak sanggup membayar hutang-hutangnya pada Datuk Maringgih. Dan inilah kesempatan yang dinanti-nantikan oleh Datuk Maringgih. Datuk Maringgih mendesak Baginda Sulaiman yang sudah tidak berdaya agar melunasi semua hutangnya. Hutang tersebut dapat dianggap lunas, asalkan Baginda Sulaiman mau menyerahkan Siti Nurbaya kepada Datuk Maringgih.

            Menghadapi kenyataan seperti itu Baginda Sulaiman yang memang sudah tak sanggup lagi membayar hutang-hutangnya tidak menemukan pilihan lain selain yang ditawarkan oleh Datuk Maringgih. Yaitu menyarahkan puterinya Siti Nurbaya kepada Datuk Maringgih untuk dijadikan istri.

            Siti Nurbaya menangis menghadapi kenyataan bahwa dirinya yang cantik dan muda belia harus menikah dengan Datuk Maringgih yang tua bangka dan berkulit kasar. Lebih sedih lagi ketika ia teringat Samsulbahri, kekasihnya yang sedang sekolah di stovia, Jakarta. Sungguh berat memang, namun demi keselamatan dan kebahagiaan ayahandanya ia mau mengorbankan kehormatan dirinya dengan Datuk Maringgih.

            Samsulbahri yang berada di Jakata mengetahui peristiwa yang terjadi di desanya, terlebih karena Siti Nurbaya mengirimkan surat yang menceritakan tentang nasib yang dialami keluarganya. Dia sangat terpukul oleh kenyataan itu. Cintanya yang menggebu-gebu padanya kandas sudah. Dan begitupun dengan Siti Nurbaya sendiri, hatinya pun begitu hancur pula, kasihnya yang begitu dalam pada Samsulbahri kandas sudah akibat petaka yang menimpa keluarganya.

            Pada suatu hari ketika Samsulbahri sedang liburan kembali ke Padang, ia dapat bertemu empat mata dengan Siti Nurbaya yang telah resmi menjadi istri Datuk Maringgih. Pertemuan itu diketahui oleh Datuk Maringgih sehingga terjadi keributan. Datuk Maringgih sangat marah melihat mereka berdua yang sedang duduk bersenda gurau itu, sehingga Datuk maringgih berusaha menganiaya Siti Nurbaya. Samsulbahri tidak mau membiarkan kekasihnya dianiaya, maka Datuk Maringgih dia pukul hingga terjerembab jatuh ketanah. Karena saking kaget dan takut, Siti Nurbaya berteriak-teriak keras hingga teriakan Siti Nurbaya terdengar oleh ayahnya yang tengah terbaring karena sakit keras karena derita beruntun yang menimpanya. Mendengar teriakan anak yang sangat dicinatianya itu baginda Sulaiman berusaha bangkit, tetapi akhirnya jatuh tersungkur dan menghembuskan nafas terakhir.

            Mendengar itu, ayah Samsulbahri yaitu Sultan Mahmud yang kebetulan menjadi penghulu kota Padang, malu atas perbuatan anaknya. Sehingga Samsulbahri diusir dan harus kembali ke Jakarta dan ia benrjanji untuk tidak kembali lagi kepada keluargannya di Padang. Datuk Maringgih juga tidak tinggal diam, oleh karena itu Siti Nurbaya diusirnya, karena dianggap telah mencoreng nama baik keluarganya dan adat istiadat. Siti Nurbaya kembali ke kampunyanya dan tinggal bersama bibinya. Sementara itu Samsulbahri yang ada di Jakarta hatinya hancur dan penuh dendam kepada Datuk Maringgih yang telah merebut kekasihnya.

            Siti Nurbaya yang mendengar bahwa kekasihnya diusir orang tuanya, timbul niatnya untuk pergi menyusul Samsulbahri ke Jakarta. naumun di tengah perjalanan dia hampir meninggal dunia, ia terjatuh kelaut karena ada seseorang yang mendorongnya. Tetapi Siti Nurbaya diselamatkan oleh seseorang yang telah memegang bajunya hingga dia tidak jadi jatuh ke laut.

            Tetapi, walaupun dia selamat dari marabahaya tersebut, tetapi marabahaya berikutnya menunggunya di daratan. Setibanya di Jakarta,Karena dengan siasat dan fitnah dari Datuk Mariggih Siti Nurbaya ditangkap polisi, karena surat telegram Datuk Maringgih yang memfitnah Siti Nurbaya, bahwa dia ke Jakarta telah membawa lari emasnya atau hartanya. Sehingga memaksa Siti Nurbaya kembali dengan perantaraan polisi.

            Tak lama kemudian Siti Nurbaya meninggal dunia karena memakan lemang beracun yang sengaja diberikan oleh kaki tangan Datuk Maringgih. Kematian Siti Nurbaya itu terdengar oleh Samsulbahri sehingga ia menjadi putus asa dan mencoba melakukan bunuh diri. Akan tetapi mujurlah karena ia tak meninggal. Sejak saat itu Samsulbahri tidak meneruskan sekolahnya dan memasuki dinas militer.

            Sepuluh tahun kemudian, dikisahkan dikota Padang sering terjadi huru-hara dan tindak kejahatan akibat ulah Datuk Maringgih dan orang-orangnya. Samsulbahri yang telah berpangkat Letnan dikirim untuk melakukan pengamanan. Samsulbahri yang mengubah namanya menjadi Letnan Mas segera menyerbu kota Padang. Ketika bertemu dengan Datuk Maringgih dalam suatu keributan tanpa berpikir panjang lagi Samsulbahri menembaknya. Datuk Maringgih jatuh tersungkur, namun sebelum tewas ia sempat membacok kepala Samsulbahri dengan parangnya.

            Samsulbahri alias Letnan Mas segera dilarikan ke rumah sakit. Sewaktu di rumah sakit, sebelum dia meninggal dunia, dia minta agar dipertemukan dengan ayahnya untuk minta maaf atas segala kesalahannya. Ayah Samsulbahri juga sangat menyesal telah mengata-ngatai dia tempo dulu, yaitu ketika kejadian Samsulbahri memukul Datuk Maringgih dan mengacau keluarga orang, yang sangat melanggar adat istiadat dan memalukan itu. Setelah berhasil betemu dengan ayahnya, Samsulbahripun meninggal dunia. Namun, sebelum meninggal dia minta kepada orangtuanya agar nanti di kuburkan di Gunung Padang dekat kekasihnya Siti Nurbaya. Perminataan itu dikabulkan oleh ayahnya, dia dikuburkan di Gunung Padang dekat dengan kuburan kekasihnya Siti Nurbaya. Dan di situlah kedua kekasih ini bertemu terakhir dan bersama untuk selama-lamanya.
 
KOMENTAR :

            Novel Siti Nurbaya mengambil tema kawin paksa yang tren pada karya sastra saat itu, dan berbentuk roman. Masih menggunakan bahasa melayu dan bersifat kedaerahan. Kalimat-kalimatnya panjang-panjang dan terkadang menggunakan perbandingan-perbandingan. Setting tempatnya berada di Kota Padang, dan Jakarta. Alur yang digunakan adalah alur maju. Sudut pandang yang digunakan adlah orang ketiga, dibuktikan dengan pemberian nama pada tokoh-tokohnya. Amanat yang disampaikan dalam novel ini adalah Menjadi orang tua hendaknya lebih bijaksana, tidak memutuskan suatu persoalan hanya untuk menutupi perasaan malu belaka sehingga mungkin berakibat penyesalan yang tak terhingga.

sumber: http://duniasastraku18.blogspot.com/p/kumpulan-sinopsis.html

Sinopsis Layar Terkembang


Judul                          : Layar Terkembang
Pengarang                  : Sutan Takdir Alisjahbana
Penerbit                      : Balai Pustaka
Cetakan                      : 33
Tahun terbit               : 2001(terbit pertama kali tahun 1936)
Tebal Buku                : 166 Halaman

            Tuti adalah putri sulung Raden Wiriatmadja. Dia dikenal sebagai seorang gadis yang pendiam teguh dan aktif dalam berbagai kegiatan organisasi wanita. Watak Tuti yang selalu serius dan cenderung pendiam sangat berbeda dengan adiknya Maria. Ia seorang gadis yang lincah dan periang.
            Suatu hari, keduanya pergi ke gedung akuarium. Ketika sedang asyik melihat-lihat ikan, mereka bertemu dengan seorang pemuda. Pertemuan itu berlanjut dengan perkenalan. Pemuda itu bernama Yusuf, seorang Mahasiswa Sekolah Tinggi Kedokteran di Jakarta. Ayahnya adalah Demang Munaf, tinggap di Martapura, Sumatra Selatan.
            Perkenalan yang tiba-tiba itu menjadi semakin akrab dengan diantarnya Tuti dan Maria pulang. Bagi yusuf, perteman itu ternyata berkesan cukup mendalam. Ia selalu teringat kepada kedua gadis itu, dan terutama Maria. Kepada gadis lincah inilah perhatian Yusuf lebih banyak tertumpah. Menurutnya wajah Maria yang cerah dan berseri-seri serta bibirnya yang selalu tersenyum itu, memancarkan semangat hidup yang dinamis.
            Esok harinya, ketika Yusuf pergi ke sekolah, tanpa disangka-sangka ia bertemu lagi dengan Tuti dan Maria di depan Hotel Des Indes. Yusuf pun kemudian dengan senang hati menemani keduanya berjalan-jalan. Cukup hangat mereka bercakap-cakap mengenai berbagai hal.
            Sejak itu, pertemuan antara Yusuf dan Maria berlangsung lebih kerap. Sementara itu Tuti dan ayahnya melihat hubungan kedua remaja itu tampak sudah bukan lagi hubungan persahabatan biasa.
            Tuti sendiri terus disibuki oleh berbagai kegiatannya. Dalam kongres Putri Sedar yang berlangsung di Jakarta, ia sempat berpidato yang isinya membicarakan emansipasi wanita. Suatu petunjuk yang memperlihatkan cita-cita Tuti untuk memajukan kaumnya.
            Pada masa liburan, Yusuf pulang ke rumah orang tuanya di Martapura. Sesungguhnya ia bermaksud menghabiskan masa liburannya bersama keindahan tanah leluhurnya, namun ternyata ia tak dapat menghilangkan rasa rindunya kepada Maria. Dalam keadaan demikian, datang pula kartu pos dari Maria yang justru membuatnya makin diserbu rindu. Berikutnya, surat Maria datang lagi. Kali ini mengabarkan perihal perjalannya bersama Rukamah, saudara sepupunya yang tinggal di Bandung. Setelah membaca surat itu, Yusuf memutuskan untuk kembali ke Jakarta, kemudian menyusul sang pujaan hati ke Bandung. Setelah mendapat restu ibunya, pemuda itu pun segera meninggalkan Martapura.
            Kedatangan Yusuf tentu saja disambut hangat oleh Maria dan Tuti. Kedua sejoli itu pun melepas rindu masing-masing dengan berjalan-jalan di sekitar air terjun di Dago. Dalam kesempatan itulah, Yusuf menyatakan cintanya kepada Maria.
            Sementara hari-hari Maria penuh dengan kehangatan bersama Yusuf, Tuti sendiri lebih banyak menghabiskan waktunya dengan membaca buku. Sesungguhpun demikian pikiran Tuti tidak urung diganggu oleh keinginannya untuk merasakan kemesraan cinta. Ingat pula ia pada teman sejawatnya, Supomo. Lelaki itu pernah mengirimkan surat cintanya kepada Tuti.
            Ketika Maria mendadak terkena demam malaria, Tuti menjaganya dengan sabar. Saat itulah tiba adik Supomo yang ternyata disuruh Supomo untuk meminta jawaban Tuti perihal keinginandsnya untuk menjalin cinta dengannya. Sesungguhpun gadis itu sebenarnya sedang merindukan cinta kasih seorang, Supomo dipandangnya sebagai bukan lelaki idamannya. Maka ia menulis surat penolakannya.
            Sementara itu, keadaan Maria makin bertambah parah. Kemudian diputuskan untuk merawatnya di rumah sakit. Ternyata menurut keterangan dokter, Maria mengidap penyakit TBC. Dokter yang merawatnya menyarankan agar Maria dibawa ke rumah sakit TBC di Pacet, Sindanglaya JawaBarat.
            Perawatan terhadap Maria sudah berjalan sebulan lebih lamanya. Namun keadaannya tidak juga mengalami perubahan. Lebih daripada itu, Maria mulai merasakan kondisi kesehatan yang makin lemah. Tampaknya ia sudah pasrah menerima kenyataan.
            Pada suatu kesempatan, disaat Tuti dan Yusuf berlibur di rumah Ratna dan Saleh di Sindanglaya, disitulah mata Tuti mulai terbuka dalam memandang kehidupan di pedesaan. Kehidupan suami istri yang melewati hari-harinya dengan bercocok tanam itu, ternyata juga mampu membimbing masyarakat sekitarnya menjadi sadar akan pentingnya pendidikan. Keadaan tersebut benar-benar telah menggugah alam pikiran Tuti. Ia menyadari bahwa kehidupan mulia, mengabdi kepada masyarakat tidak hanya dapat dilakukan di kota atau dalam kegiatan-kegiatan organisasi, sebagaimana yang selama ini ia lakukan, tetapi juga di desa atau di masyarakat mana pun, pengabdian itu dapat dilakukan.
            Sejalan dengan keadaan hubungan Yusuf dan Tuti yang belakangan ini tampak makin akrab, kondisi kesehatan Maria sendiri justru kian mengkhawatirkan. Dokter yang merawatnya pun rupanya sudah tak dapat berbuat lebih banyak lagi. Kemudian setelah Maria sempat berpesan kepada Tuti dan Yusuf agar keduanya tetap bersatu dan menjalin hubungan rumah tangga, Maria mengjhembuskan napasnya yang terakhir. “Alangkah bahagianya saya di akhirat nanti, kalau saya tahu, bahwa kakandaku berdua hidup rukun dan berkasih-kasihan seperti kelihatan kepada saya dalam beberapa hari ini. Inilah permintaan saya yang penghabisan dan saya, saya tidak rela selama-lamanya kalau kakandaku masing-masing mencari peruntungan pada orang lain”. Demikianlah pesan terakhir almarhum Maria. Lalu sesuai dengan pesan tersebut Yusuf dan Tuti akhirnya tidak dapat berbuat lain, kecuali melangsungkan perkawinan karena cinta keduanya memang sudah mulai tumbuh bersemi.





KOMENTAR :

            Layar Terkembang memiliki karakteristik sesuai dengan angkatannya yaitu Pujangga Baru. Novel ini mengangkat tema mengenai emansipasi wnita yang lekat dengan sosok Tuti. Selain itu juga mengangkat tema mengenai romantisme yang terjadi antara Yusuf dan Maria.  Bahasa yang digunakannya adalah bahasa Indonesia masyarakat saat itu, kosa katanya masih sedrhana, dan masih terbawa oleh gaya bahasa melayu. Dalam karya ini terlihat belum ada sesuatu yang berani menentang Belanda secara terang-terangan. Namun semangat nasionalisme sudah mulai ada dan tumbuh. Latar tempat yang digunakan diantaranya adalah Gedung Akuarium di Pasar Ikan, Rumah Wiriaatmaja, Mertapura di Kalimantan Selatan, Rumah Ratna dan Saleh, Rumah Sakit di Pacet, Rumah Partadiharja, Gedung Permufakatan. Sudut pandang yang digunakan adalah Orang ketiga yang ditandai dengan menggunakan nama dalam menyebutkan tokoh-tokohnya. Alur yang digunakan adalah alur maju. Amanat yang sangat jelas dalam novel ini adalah seorang wanita harus mempunyai pengetahuan yang luas, agar dapat dihargai kedudukannya di dalam masyarakat dan tidak diremehkan.
 

Kumpulan Sinopsis

Sinopsis Novel Harimau Harimau

Judul                          : Harimau- Harimau
Pengarang                 : Mochtar Lubis
Penerbit                      : Yayasan Obor Indonesia
Cetakan Ke                : 5
Tahun Terbit                         : 2001(terbit pertama kali tahun 1975)
Tebal                           : 214 halaman

            Telah seminggu Haji Rakhmad (Pak Haji), Wak Katok, Sutan, Talib, Sanip, Buyung, dan Pak Balam berada di hutan mengumpulkan damar, tidak jauh dari pondok Wak Hitam. Pak Haji yang tertua di antara mereka telah berumur 60 tahun. Meskipun umurnya telah tua seperti itu tetapi badannya masih tetap sehat dan kuat. Wak Katok yang berumur 50 tahun memiliki perawakan yang kukuh dan keras, senang berpakaian serba hitam dan masih terlihat seperti berumur 40 tahunan.

            Ia juga merupakan ahli pencak dan dukun hebat di desa. Yang muda diantara mereka, Sutan berumur 22 tahun, telah berkeluarga. Talib yang berumur 27 tahun telah beristri dan beranak tiga. Sanip berumur 25 tahun juga telah beristri dan mempunyai empat anak. Buyung adalah yang termuda berumur 19 tahun.

            Semua anak – anak muda itu adalah murid pencak Wak Katok. Mereka juga belajar ilmu sihir dan gaib padanya. Dan anggota rombongan yang ketujuh dan terakhir ialah Pak Bayam yang sebaya dengan Wak Katok. Orangnya pendiam dan kurus namun ia masih kuat untuk bekerja. Mereka bertujuh paling disenangi dan dihormati oleh orang – orang kampung karena mereka dikenal sebagai orang – orang sopan, mau bergaul, mau bergotong royong, dan taat dalam agama. Selain orang – orang terpandang, mereka juga sudah berkeluarga semua kecuali Buyung.

            Wak Katok mempunyai sebuah senapan yang paling ampuh di dalam kelompok tersebut. Senapan ini tidak jarang dipinjamkan kepada Buyung karena tahu bahwa ia sangat senang dan bahkan pandai menggunakan senapan. Karena mempunyai senapan itu, mereka sering berburu rusa dan babi. Babi ini sering masuk ke rumah Wak Hitam. Karena itu pula terjadi perkenalan dengan Wak Hitam, bahkan mereka sering memgimap di pondok Wak Hitam ini. Wak Hitam adalah seorang laki – laki yang berusia 70 tahun. Orangnya kurus, berkulit hitam, menyukai celana dan baju hitam. Ia senang tinggal berbulan – bulan di hutan atau di ladangnya bersama Siti Rubiyah, istri keempatnya yang cantik dan masih muda belia. Wak Hitam pandai menggunakan sihir dan memiliki ilmu gaib. Menurut Wak Katok dalam hal ilmu gaib, Wak Hitam adalah gurunya. Wak Hitam gemar mencari perawan muda untuk penyegar dirinya. Bila ia sakit dimintanya pada istrinya untuk mendekap pada tubuhnya, agar darah muda istrinya mengalir ke tubuhnya dan ia akan lekas sembuh kembali. Orang – orang percaya bahwa Wak Hitam senang tinggal di hutan karena ia memelihara jin, setan, iblis, dan harimau jadi – jadian.

            Ada pula yang mengatakan bahwa Wak Hitam mempunyai anak buah bekas pemberontak yang menjadi perampok dan penyamim yamg tinggal di hutan. Di samping itu ada pula yang mengatakan bahwa Wak Hitam mempunyai tambang yang dirahasiakannya di dekat ladangnya. Mereka bertujuh sampai di pondok Wak Hitam sebelum malam tiba. Dengan gembira mereka menyantap masakan Rubiyah karena selama di hutan mereka tidak menikmati masakan yang enak. Merekapun tertarik akan keindahan tubuh Rubiyah. Buyung si rombongan anggota termuda dan satu – satunya yang masih bujangan, tergila – gila akan kecantikan Rubiyah. Dalam hatinya, ia membandingkan kelebihan Rubiyah dan Zaitun tunangannya di kampung. Sanip, Talib, dan Wak Katok sering tidak dapat menahan diri jika duduk berdekatan dengan Siti Rubiyah.

            Pada suatu hari mereka melihat hal – hal yang aneh ketika Wak Hitam sakit. Banyak orang yang berpakaian serba hitam datang ke pondok dan menyerahkan bungkusan rahasia kepada Wak Hitam. Mereka juga menjumpai seorang tukang cerita dan juru ramal di pondok tersebut. Berbagai ramalan disampaikan peramal itu tentang jalan hidup Buyung, Sutan, Talib, dan Sanip.

            Pada suatu hari Wak Katok berkesempatan mengintai Rubiyah mandi di sungai. Hampir tak tertahankan berahi Wak Katok menyaksikan Rubiyah berkecipung mandi tanpa busana. Dalam perjalanan pulang ke pondok, dengan dalih memberi manik – manik ditariknya Rubiyah masuk ke dalam semak belukar

            Pada kesempatan lain, Buyung pun mengintai Rubiyah mandi di sungai. Hampir tak terkendalikan gejolak batinnya menyaksikan tubuh Rubiyah yang menawan. Diberanikannya menghampiri Rubiyah yang sedang mandi. Akhirnya terjadilah hubungan intim antara keduanya. Rubiyah pun menceritakan kalau dirinya juga jatuh ke tangan Wak Hitam dan penderitaan yang ditanggungnya. Buyung merasa telah jatuh cinta dan merasa wajib melindungi menyelamatkan Rubiyah dari tangan Wak Hitam. Hati dan perasaan keduanya terpadu dan membeku.

            Terjadilah perbuatan terlarang yang tak dapat mereka kendalikan lagi. Mereka melalap kepuasan masing – masing. Setelah Buyung kembali ke tempat rombongan bermalam di hutan ia merasa bimbang dan menyesal telah berbuat dosa. Ia ingin membebaskan Rubiyah dengan menjadikannya sebagai istri tapi ia masih tetap mencintai Zaitun.

            Setelah bermalam, paginya mereka pergi berburu ke tempat kumpulan rusa yang sekaligus juga kumpulan harimau. Setelah menunggu beberapa saat, Buyung berhasil membidik seekor rusa jantan. Mereka pun langsung ke tempat bermalam dan menguliti rusa tersebut di situ. Tapi tiba – tiba, mereka semua mendengar auman seekor harimau. Dengan cepat mereka memasak rusa tersebut dan langsung pergi. Setelah perjalanan setengah hari dan tak lagi mendengar suara harimau, mereka beristirahat untuk makan dan setelah selesai semuanya mereka langsung saja melanjutkan perjalanan untuk mencari tempat bermalam. Lalu mereka membuat sebuah pondok dan api unggun. Ketika Pak Balam buang hajat, harimau menerkam dan membawanya masuk ke dalam hutan.

            Setelah mereka sadar, dengan cepat Wak Katok menembak ke arah harimau dan harimau tersebut akhirnya lari dan meninggalkan Pak Balam. Tubuhnya penuh luka, goresan, dan darah. Setelah sadar Pak Balam lalu berkata bahwa ia telah memiliki firasat sebelumnya. Lalu ia menceritakan mimpi – mimpi buruknya ketika masih di kampung dan di rumah Wak Hitam. Lalu Pak Balam meminta mereka semua untuk bertobat dan mengakui semua dosa – dosanya. Tapi tak ada satu orangpun yang mau mengakui dosa – dosanya.

            Setelah sembahyang, mengobati luka Pak Balam dan membuat usungan mereka lantas pergi. Keranjang damar mereka tinggalkan. Selama perjalanan, panas Pak Balam tak juga reda, mereka ingin cepat – cepat sampai kampung agar Pak Balam dapat segera diobati. Talib berada di barisan paling belakang, ketika ia hendak membuang air seni harimau telah membawanya lari.

            Mereka mengikuti jejak harimau tersebut, dan ia di tempat terbuka di dalam hutan mereka menemukan Talib yang sudah berlumuran darah. Karena kaget akan serangan rombongan itu, harimau lantas pergi. Semua ikut membantu menyembuhkan Talib dengan kekuatan lima orang itu walaupun akhirnya ia sendiri meninggal. Semua ikut membantu kecuali Wak Katok karena ia adalah seorang pemimpin.

            Esok paginya Talib dikuburkan, Pak Haji dan sutan menjaga pondok serta Pak Balam. Sedangkan yang lain pergi memburu harimau. Sutan tak tahan mendengar igauan Pak Balam yang meminta untuk mengaku dosa. Ia pun pergi meninggalkan Pak Haji dan Pak Balam yang sedang sakit dan pergi menyusul kawan – kawan yang lainnya.

            Sedangkan di tempat lain, di dalam hutan Wak Katok dan Pasukannya terus mengikuti jejak harimau. Pada saat mereka merasa sudah dekat dengan sang harimau, mereka menyusun rencana sedemikian rupa. Mereka lantas bersembunyi di belakang pohon yang besar dan menunggu sang harimau tiba. Malam pun tiba, saat itu juga mereka mendengar jeritan manusia, dan auman harimau seecara bersamaan.

            Tapi mereka tak hendak untuk menolongnya, dan memutuskan kembali ke tempat mereka bermalam. Ketika sampai di tempat bermalam, Pak Haji menanyakan keberadaan Sutan. Mereka menggeleng, dan menceritakan apa yang terjadi pada dua tempat yang berbeda, mereka pun menyimpulkan bahwa yang menjadi korban harimau tersebut ialah Sutan. Pagi – pagi ketika mereka bangun, mereka terkejut karena Pak Balam akhirnya meninggalkan dunia. Setelah selesai mengubur Pak Balam, mereka semua memutuskan untuk pergi berburu.

            Wak Katok memutuskan mengambil jalan pintas, ternyata jalan pintas itu melewati hutan yang sangat lembab. Hutan ini pun seperti tak pernah disentuh makhluk hidup kecuali babi dan badak. Mereka ingin keluar dari rimba jahat tersebut, tetapi Wak Katok yang menjadi pemimpin rombongan tersebut hanya membuat mereka berputar – putar di jalan yang sama karena sebenarnya Wak Katok takut memburu harimau. Setelah itu, Wak Katok malah marah – marah sendiri, dan memaksa satu persatu orang untuk mengakui dosa – dosanya. Semuanya mau menurut kecuali Buyung. Wak Katok memaksa Buyung dengan cara meletakkan senapan di dadanya, dan saat itu pula suara auman harimau terdengar. Setelah harimau pergi, Wak Katok tak dapat diajak berbicara lagi yang akhirnya Wak Katok pun mengusir mereka.

            Buyung, Pak Haji, dan Sanip menyusun rencana untuk mengambil senapan. Senapan berhasil diambil setelah melalui perkelahian. Wak Katok akhirnya pingsan dan akhirnya Pak Haji meninggal karena luka yang disebabkan oleh Wak Katok. Setelah sihir yang dimiliki oleh Wak Katok, Buyung menyusun rencana yang sangat bagus hingga akhirnya dapat membunuh harimau tersebut.

            Ia membunuh dengan cara melepaskan bidikan tepat mengenai sasaran dan harimaupun mati. Ketika itu ia menggunakan Wak Katok sebagai umpan dan Wak Katok diikat di sebuah batang pohon yang besar. Kini mengertilah Buyung maksud kata – kata Pak Haji bahwa untuk keselamatan kita hendaklah dibunuh dahulu harimau yang ada di dalam diri kita. Untuk membina kemanusiaan perlu kecintaan sesama manusia. Seorang diri tidak dapat hidup sebagai manusia. Buyung menyadari bahwa ia harus mencintai sesama manusia dan ia akan sungguh – sungguh mencintai Zaitun. Buyung merasa lega bahwa ia terbebas dari hal – hal yang bersifat takhayul, mantera – mantera, jimat yang penuh kepalsuan dari Wak Katok. Sekeluar dari hutan Buyung dan Sanip berencana melaporkan Wak Katok ke polisi.
 
KOMENTAR :

            Novel Harimau-Harimau mengangkat tema mengenai kehidupn masyarakat yang gemar berburu dan bekerja dengan mengumpulkan hasil-hasil hutan seperti damar. Menceritakan tentang kepercayaan terhadap mitos-mitos yang berkembang di kalangan masyarakat, seperti tentang jimat-jimat. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia dan daerah. Kehidupan percintaan pun masih dibahas walaupun hanya sedikit. Alur yang digunakan adalah alur maju, latar tempatnya berada di hutan. Sudut pandang yang digunakan adalah orang ketiga, terbukti dengan pemberian nama pada tokoh-tokohnya. Amanat yang disampaikan dalam novel ini adalah, hendaknya setiap orang dapat mengendalikan hawa nafsunya, jangan sampai hawa nafsu menguasai diri sendiri.
 

Sinopsis Novel 
Lima Sekawan
RAHASIA HARTA KARUN
Karya Enid Blyton
Pada suatu hari Anne (adik Julian) dan George (saudara Julian) mendapat surat dari Julian. Mereka berdua sangat senang sekali dan dengan cepat mereka membaca surat itu. Ternyata isi surat itu berisi liburan yang akan didapat Julian dan Dick selama beberapa hari bertepatan dengan akhir pekan yang panjang pada pertengahan semester. Anne dan George pun segera menyiapkan seluruh bekal untuk perjalanan mereka selama 5 hari.

Hari keberangkatan tiba. Julian dan Dick serta Anne, George, dan Timmy (anjing) berangkat namun dengan arah yang berbeda. Mereka berjanji untuk bertemu di sebuah kedai minuman. Setelah semuanya berkumpul, mereka memesan sandwich sebanyak 64 sandwich untuk bekal mereka. Pemilik took juga mengingatkan untuk berkati-hati karena di sini banyak penjara.

Mereka berlima berangkat. Mereka akhirnya sampai di Bukit Kelinci. Disana banyak sekali kelinci. Begitu pula di Hutan Arnab. Timmy segera mengejar kelinci-kelinci itu. Namun sayang ia terjebak di liang kelinci. Anne berusaha mengeluarkan Timmy. Setelah 30 menit, Timmy bias dikeluarkan. Merekapun beristirahat dan menyantap makanan yang mereka bawa.

Setelah selesai mereka berangkat untuk melanjutkan ke Telaga Biru. Namun di tengah jalan kaki Timmy terkilir akibat kejadian tadi. Julian dan George memutuskan ke Wisma Spiggi untuk mengobati kaki Timmy. Sedangkan Anne dan Dick melanjutkan ke penginapan.

Anne dan Dick berangkat. Hari mulai gelap dan hujan. Mereka hampir saja tersesat namun akhirnya mereka menemukan sebuah rumah. Anne pun tinggal di rumah itu, namun Dick harus tinggal di lumbung karena pemiliknya tidak mengijinkandua orang tinggal. Saat ia tidur di lumbung, ada orang aneh dan misterius yang memanggil nama Dick. Dick menghampirinya di balik jendela dengan menyembunyikan diri. Orang itu memberi pesan aneh. Dick bingung dan tertidur kembali. Sesaat kemudian ada oarng yang misterius dating ke dalam lumbung. Sepertinya orang itu sedang menunggu sesuatu.Dick pun semakin menyembunyikan dirinya. Saat pagi tiba, orang itu sudah tidak ada.

Dick segera kembali ke rumah itu, namun anak pemilik rumah (Dirty Dick) segera mengusirnya. Dick lari dan bersembunyi. Ia mencari cara untuk menyelamatkan Anne yang berada di loteng rumah itu. Mereka pun berhasil pergi dari rumah itu. Dick dan Anne bertanya kepada orang yang berpapasan di tengah jalan. Ternyata rumahitu bukan penginapan Telaga Biru. Mereka segera pergi ke Tiga Gembala.

Sesampai disana mereka bertemu dengan Julian, George, dan Timmy. Mereka berlima sarapan dan menceritakan pengalaman mereka masing-masing. Mereka menebak orang yang memberi pesan kepada Dick adalah narapidana yang kabur, karena semalam ada narapidana yang melarikan diri. Mereka berencana untuk melapor ke kantor polisi di desa Reebles. Saat mereka melapor ke sana, polisi disana tidak percaya mengenai laporan mereka dan mengatakan bahwa napi itu sudah di tangkap. Mereka pun bertemu Meg (anak perempuan) dan bersama-sama pergi ke rumah nenek Meg untuk makan. Setelah itu mereka bertanya tentang daerah Dua Puhon. Nenek pun menjelaskan tentang daerah itu. Mereka mencoba ke sana dan bertanya ke kantor pos sambil menyewa selimut.

Mereka pergi ke sana dan menginap di sebuah kamar bawah tanah dari rumah yang telah terbakar. Saat pagi mereka kembali berdiskusi mengenai masalah pesan itu. Mereka hampir memecahkan pesan itu dan memutuskan untuk mencari Saucy Jane (kapal) yang diperkirakan didalamnya terdapat harta.

Tanpa disangka Maggi dan Dirty Dick dating dan mereka sempat adu mulut, namun Lima Sekawan berpura-pura sedang melancong. Lima Sekawan memutuskan naik rakit untuk mencari harta itu dan setelah berusaha keras mereka menemukannya. Namun Maggi dan Dirty Dick juga pergi ke danau itu dan mereka adu mulut lagi. Akhirnya Maggi dan Dirty Dick pergi. Lima Sekawan juga memutuskan untuk mengambil harta itu pada malam hari saja.

Pada waktu malam hari mereka berhasil mengambil harta itu dan mereka menunggu pagi untuk menyerahkan harta itu ke kantor polisi namun bukan kantor polisi di desa Reebles.

Saat matahari muncul meeka segera pergi. Namun mereka diketahui Maggi dan Dirty Dick bahwa mereka telah mengambil harta itu. Dirty Dick segera mengejarnya, tetapi kaki Dirty Dick terjebak di Lumpur. Begitu pula dengan Maggi. Setelah Lima Sekawan sampai di kantor polisi, mereka menceritakan semuanya dan para polisi segera menangkap Dirty Dick serta Maggi. Harta itu pun segera di kembalikan kepada pemiliknya yaitu Ratu Fallensia.

Detail Novel
Judul Asli                    : Five On a Hike Together
Judul Terjemahan     :  Lima Sekawan “Rahasia Harta Karus”
Penulis                         :  Enid Blyton
Alih Bahasa                 : Agus Setiady
Penerbit                      :  Gramedia Pustaka
Cetakan                       :  9, Mei 2001
Tebal                            :  236 halaman
 
Detail Novel
Judul                 : Musafir Cinta 
Penulis              :Taufiqurrahman al-azizy
Penerbit            : Diva Press
Tanggal terbit  :Agustus - 2009
Jenis Cover      : Soft Cover
Kategori           : Romance
Text Bahasa    : Indonesia ·
Sinopsis Novel
MUSAFIR CINTA
Melanjutkan novel Syahadat Cinta pada trilogi Makrifat Cinta karya Taufiqurrahman al-Azizy, Iqbal pun pergi meninggalkan pesantren Tegal Jadin. Namun ia bingung harus pergi kemana. Tidak mungkin apabila ia harus kembali ke Jakarta. Dan kemudian dengan berkata  Basmalah, ia pun melangkah pergi menjadi seorang musafir…
                Ia pun segera naik bis jurusan Solo-Purwokerto. Namun, ia tetap tidak tahu kemana tujuannya itu. Di dalam bis, ia melihat seorang perempuan berjilbab. Dan seorang pemuda pun duduk di sebelahnya. Tak lama kemudian pemuda dan perempuan itu mulai berkenalan.  Iqbal mendengarkan pembicaraan mereka karena memang jaraknya sangat dekat. Dan tanpa disangka-sangka, mereka kian dekat, bahkan sang perempuan pun menyandarkan kepalanya kepada sang pemuda itu, padahal perempuan itu berjilbab. Mereka pun saling berpegangan dan semakin bermesraan. Wah-wah udah mulai nggak bener nih…
Iqbal pun teringat pada sebuah ayat AlQuran yang berbunyi:
                “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga). QS. An-Nur:26.
             Ia pun teringat akan Aisyah. Ia teringat akan tudingan para sahabatnya bahwa ia telah berkhalawat dengan Aisyah, tudingan yang menjadi bagian hujjah yang mengadilinya sehingga dirinya harus meninggalkan Tegal  Jadin.  Seandainya mereka ada disini, ingin sekali Iqbal mengatakan kepada mereka semua: inilah sejati-jatinya khalwat itu. Inilah khalwat itu. Ialah dua insan laki-laki dan perempuan yang berasik-masyuk seperti kedua orang ini. Inilah makna “berdua-duaan yang diharamkan” itu. Iqbal pun menangis.
              Iqbal pun berkenalan dengan seorang pemuda yang bernama Anton. Mereka akhirnya berdiskusi tentang Islam. Ternyata agama Anton adalah Agama Cinta. Wah macem-macem ajah nih.. namun di akhir diskusi, Iqbal merasa menang.
               Dan tiba-tiba bis pun mogok, mereka semua turun. Iqbal hanya diam saja. Sudah satu jam ia sholat dan berdoa kepada Allah. Ia kembali teringat akan kesalahan besar di masa lalunya. Anton pun menegurnya dan ia pun kagum terhadap Iqbal.
                Mereka pun menunggu bis lagi. Iqbal pun melihat segerombolan orang yang sedang menyanyikan lagu-lagu religi. Namun mereka minum-minuman keras. Saat bis datang Iqbal memutuskan untuk tetap disini dan berkenalan dengan gerombolan itu.
                 Setelah berkenalan, firman meminta uang kepada Iqbal untuk membeli minuman. Parno (sahabat firman)  melarangnya. Akhirnya Iqbal akan memberi uang jika digunakan untuk hal yang bermanfaat. Iqbal pun menawarkan ingin membelikan mereka dua buah gitar agar nantinya bisa digunakan untuk ngamen. Ia pun mengeluarkan uang lima ratus ribu dan memberikannya kepada mereka. Terbelalaklah mereka sebab mereka tidak membayangkan Iqbal akan mengeluarkan uang sebanyak itu. Kemudian iqbal pun merasa bahwa mereka  mulai ada rasa segan terhadapnya. Iqal pun di ajak istirahat ke rumah  Firman.
                Ternyata firman merupakan orang yang berkecukupan. Ia berubah menjadi “liar” setelah adiknya diperkosa dan dibunuh. Sejak saat itulah rumah itu penuh kemaksiatan. Ayah dan ibu Firman pun melihat Iqbal sedang sholat Subuh. Mereka sangat senang melihat baru kali ini ada sahabat Firman yang paling aneh, yang mendirikan sholat di rumah mereka. Mereka pun menganggap Iqbal adalah mukjizat dari Allah untuk merubah kehidupan di rumah mereka. Mereka pun meminta Iqbal untuk tinggal di rumah mereka. Iqbal menyetujuinya.
                Selama Iqbal tinggal disana, Iqbal memutuskan untuk mengahafal Alquran. Iqbal memutuskan harus mengahafal tujuh ayat perhari sehingga dalam tiga tahun ia dapat menghafal Alquran.
                Suatu hari ia berseteru dengan Firman, tentu saja mengenai Islam. Dan Iqbal pun merasa perkataan Firman ada benarnya.  Gawatnya, Iqbal pun mulai ragu akan Islam, dan mulai meninggalkan kewajibannya sebagai muslim. Ia pun bingung dan selalu menangis. Suatu sore dan hujan terus mengguyur, ia pun pergi dan berlari untuk mencari gereja. Ia pun masuk dan mengadu sebagaimana seorang kristen melakukan pengakuan.
Kemudian seorang pendeta bertanya padanya, “ada apa anakku?”.
               Iqbal pun meminta maaf karena telah mengunjungi Rumah Tuhan yang bukan Tuhannya. Iapun mengatakan bahwa dirinya seorang muslim. Iqbal  mengaku tidak sanggup menemukan Tuhannya. Iqbal pun menceritakan masalahnya. Sang pendeta pun mencoba membantu mencari Tuhan yang Iqbal cari.
              Kemudian yang tak disangka-sangka, sang pendeta mulai menasihati Iqbal. Sang pendeta mengatakan bahwa Iqbal telah putus asa. Dan putus asa adalah jalan yang terkutuk. Sang pendeta pun mencoba untuk meyakinkan Iqbal terhadap Allah, Tuhannya. Ia pun menyuruh Iqbal untuk meminta ampunan kepada Allah. Iqbal pun menangis. Iqbal tidak menyangka bahwa ada seorang pendeta yang sedemikian bijak bestari, luas wawasannya, dan melintas-batas keyakinannya. Ia pun kembali pulang dengan penuh semangat.
               Esoknya, Indri  (kekasih Firman) datang ke rumah Firman. Iqbal yang menemuinya (Orang tua firman tidak mau menemuinya). Iqbal pun menasihati Indri agar kembali kepada Allah. Dan secara tidak langsung menasihati Indri agar Indri menjaga kesuciannya. Indri pun menangis dan pergi dengan berlari. Wah, Iqbal pun merasa bersalah tentang apa yang dikatakannya kepada Indri. Namun ia tetap yakin bahwa yang dilakukannya demi kebaikan Indri.
               Beberapa hari kemudian, indri datang kembali dengan wajah cerah. Iqbal berharap indri tidak terluka akan perkataannya sebelumnya. Indri pun mengajak Iqbal untuk mencari Firman yang memang sudah beberapa hari tidak pulang sejak berseteru dengan Iqbal.  Setelah mencari dimana-mana, Iqbal merasa capek dan minta istirahat. Saat mereka istirahat, indri merayunya. Saat itu pun Iqbal memutuskan untuk pulang.
               Sahabat-sahabat Firman pun datang menemui Iqbal, mereka ternyata menemukan Firman. Mereka menemukan Firman sedang rebahan di tempat imam mushala. Firman pun digelandang seperti orang gila. Mereka pun menanyakan apa yang terjadi sebenarnya pada firman l. Iqbal pun mengambil kesimpulan dan mengatakan bahwa firman sedang mendekati Allah. Nah, inilah saatnya Iqbal mencoba mengingatkan mereka tentang Allah. Dan ternyata mereka berniat kembali ke jalan Allah dan meninggalkan kemaksiatan. Subhanaalah.
               Dan masalah pun kembali muncul. Ternyata Okta dan Indri bertengkar memperebutkan Iqbal. Iqbal pun takut godaan setan berupa syahwatnya dan berdoa kepada Allah agar lebih baik mengambil kedua matanya itu.Melanjutkan novel Syahadat Cinta pada trilogi Makrifat Cinta karya Taufiqurrahman al-Azizy, Iqbal pun pergi meninggalkan pesantren Tegal Jadin. Namun ia bingung harus pergi kemana. Tidak mungkin apabila ia harus kembali ke Jakarta. Dan kemudian dengan berkata  Basmalah, ia pun melangkah pergi menjadi seorang musafir…
               Ia pun segera naik bis jurusan Solo-Purwokerto. Namun, ia tetap tidak tahu kemana tujuannya itu. Di dalam bis, ia melihat seorang perempuan berjilbab. Dan seorang pemuda pun duduk di sebelahnya. Tak lama kemudian pemuda dan perempuan itu mulai berkenalan.  Iqbal mendengarkan pembicaraan mereka karena memang jaraknya sangat dekat. Dan tanpa disangka-sangka, mereka kian dekat, bahkan sang perempuan pun menyandarkan kepalanya kepada sang pemuda itu, padahal perempuan itu berjilbab. Mereka pun saling berpegangan dan semakin bermesraan. Wah-wah udah mulai nggak bener nih…
Iqbal pun teringat pada sebuah ayat AlQuran yang berbunyi:
                “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga). QS. An-Nur:26.
                 Ia pun teringat akan Aisyah. Ia teringat akan tudingan para sahabatnya bahwa ia telah berkhalawat dengan Aisyah, tudingan yang menjadi bagian hujjah yang mengadilinya sehingga dirinya harus meninggalkan Tegal  Jadin.  Seandainya mereka ada disini, ingin sekali Iqbal mengatakan kepada mereka semua: inilah sejati-jatinya khalwat itu. Inilah khalwat itu. Ialah dua insan laki-laki dan perempuan yang berasik-masyuk seperti kedua orang ini. Inilah makna “berdua-duaan yang diharamkan” itu. Iqbal pun menangis.
                Iqbal pun berkenalan dengan seorang pemuda yang bernama Anton. Mereka akhirnya berdiskusi tentang Islam. Ternyata agama Anton adalah Agama Cinta. Wah macem-macem ajah nih.. namun di akhir diskusi, Iqbal merasa menang.
                Dan tiba-tiba bis pun mogok, mereka semua turun. Iqbal hanya diam saja. Sudah satu jam ia sholat dan berdoa kepada Allah. Ia kembali teringat akan kesalahan besar di masa lalunya. Anton pun menegurnya dan ia pun kagum terhadap Iqbal.
                Mereka pun menunggu bis lagi. Iqbal pun melihat segerombolan orang yang sedang menyanyikan lagu-lagu religi. Namun mereka minum-minuman keras. Saat bis datang Iqbal memutuskan untuk tetap disini dan berkenalan dengan gerombolan itu.
                Setelah berkenalan, firman meminta uang kepada Iqbal untuk membeli minuman. Parno (sahabat firman)  melarangnya. Akhirnya Iqbal akan memberi uang jika digunakan untuk hal yang bermanfaat. Iqbal pun menawarkan ingin membelikan mereka dua buah gitar agar nantinya bisa digunakan untuk ngamen. Ia pun mengeluarkan uang lima ratus ribu dan memberikannya kepada mereka. Terbelalaklah mereka sebab mereka tidak membayangkan Iqbal akan mengeluarkan uang sebanyak itu. Kemudian iqbal pun merasa bahwa mereka  mulai ada rasa segan terhadapnya. Iqal pun di ajak istirahat ke rumah  Firman.
                Ternyata firman merupakan orang yang berkecukupan. Ia berubah menjadi “liar” setelah adiknya diper**sa dan dibunuh. Sejak saat itulah rumah itu penuh kemaksiatan. Ayah dan ibu Firman pun melihat Iqbal sedang sholat Subuh. Mereka sangat senang melihat baru kali ini ada sahabat Firman yang paling aneh, yang mendirikan sholat di rumah mereka. Mereka pun menganggap Iqbal adalah mukjizat dari Allah untuk merubah kehidupan di rumah mereka. Mereka pun meminta Iqbal untuk tinggal di rumah mereka. Iqbal menyetujuinya.
                Selama Iqbal tinggal disana, Iqbal memutuskan untuk mengahafal Alquran. Iqbal memutuskan harus mengahafal tujuh ayat perhari sehingga dalam tiga tahun ia dapat menghafal Alquran.
                 Suatu hari ia berseteru dengan Firman, tentu saja mengenai Islam. Dan Iqbal pun merasa perkataan Firman ada benarnya.  Gawatnya, Iqbal pun mulai ragu akan Islam, dan mulai meninggalkan kewajibannya sebagai muslim. Ia pun bingung dan selalu menangis. Suatu sore dan hujan terus mengguyur, ia pun pergi dan berlari untuk mencari gereja. Ia pun masuk dan mengadu sebagaimana seorang kristen melakukan pengakuan.
Kemudian seorang pendeta bertanya padanya, “ada apa anakku?”.
                 Iqbal pun meminta maaf karena telah mengunjungi Rumah Tuhan yang bukan Tuhannya. Iapun mengatakan bahwa dirinya seorang muslim. Iqbal  mengaku tidak sanggup menemukan Tuhannya. Iqbal pun menceritakan masalahnya. Sang pendeta pun mencoba membantu mencari Tuhan yang Iqbal cari.
                Kemudian yang tak disangka-sangka, sang pendeta mulai menasihati Iqbal. Sang pendeta mengatakan bahwa Iqbal telah putus asa. Dan putus asa adalah jalan yang terkutuk. Sang pendeta pun mencoba untuk meyakinkan Iqbal terhadap Allah, Tuhannya. Ia pun menyuruh Iqbal untuk meminta ampunan kepada Allah. Iqbal pun menangis. Iqbal tidak menyangka bahwa ada seorang pendeta yang sedemikian bijak bestari, luas wawasannya, dan melintas-batas keyakinannya. Ia pun kembali pulang dengan penuh semangat.
                Esoknya, Indri  (kekasih Firman) datang ke rumah Firman. Iqbal yang menemuinya (Orang tua firman tidak mau menemuinya). Iqbal pun menasihati Indri agar kembali kepada Allah. Dan secara tidak langsung menasihati Indri agar Indri menjaga kesuciannya. Indri pun menangis dan pergi dengan berlari. Wah, Iqbal pun merasa bersalah tentang apa yang dikatakannya kepada Indri. Namun ia tetap yakin bahwa yang dilakukannya demi kebaikan Indri.
                Beberapa hari kemudian, indri datang kembali dengan wajah cerah. Iqbal berharap indri tidak terluka akan perkataannya sebelumnya. Indri pun mengajak Iqbal untuk mencari Firman yang memang sudah beberapa hari tidak pulang sejak berseteru dengan Iqbal.  Setelah mencari dimana-mana, Iqbal merasa capek dan minta istirahat. Saat mereka istirahat, indri merayunya. Saat itu pun Iqbal memutuskan untuk pulang.
                Sahabat-sahabat Firman pun datang menemui Iqbal, mereka ternyata menemukan Firman. Mereka menemukan Firman sedang rebahan di tempat imam mushala. Firman pun digelandang seperti orang gila. Mereka pun menanyakan apa yang terjadi sebenarnya pada firman l. Iqbal pun mengambil kesimpulan dan mengatakan bahwa firman sedang mendekati Allah. Nah, inilah saatnya Iqbal mencoba mengingatkan mereka tentang Allah. Dan ternyata mereka berniat kembali ke jalan Allah dan meninggalkan kemaksiatan. Subhanaalah.
                Dan masalah pun kembali muncul. Ternyata Okta dan Indri bertengkar memperebutkan Iqbal. Iqbal pun takut godaan setan berupa syahwatnya dan berdoa kepada Allah agar lebih baik mengambil kedua matanya itu.
                Suatu kejadian buruk pun terjadi. Saat iqbal berada di kamar Firman, Indri pun datang dan masuk ke kamarnya. Indri pun merayunya dan mencoba memeluknya. Iqbal menolaknya. Saat itulah Firman datang dan melihat mereka berdekatan seperti itu. Firman marah dan menyuruh Iqbal pergi dari rumahnya. Firman pun menantang Iqbal di Alun-alun. Firman pun pergi.
                Saat itulah Iqbal mulai mengemasi barang-barangnya. Orang tua firman bingung apa yang sedang terjadi. Iqbal pun segera mendatangi alun-alun. Ternyata disana ada Firman dan sahabat-sahabatnya. Firman pun berkelahi dengan Iqbal di hujannya malam. Dan saat Iqbal terjatuh, Firman menyiramkan semangkuk sambal kemata Iqbal . Tinjuan bertubi-tubi pun menyebabkan Iqbal tidak sadarkan diri.
                Akhirnya Iqbal pun tersadar, namun Astagfirullah al’adzim, matanya tidak bisa dibuka. Kemudian sahabat-sahabatnya  pun datang. Sahabatnya kini tahu masalah yang terjadi. mereka pun membenci Firman atas kelakuannya, namun Iqbal meminta agar mereka tidak membenci Firman.
                Suatu hari, Parno pun memberi tahu bahwa yang terjadi pada firman. Firman menyesali semua kesalahan di liang kubur dan mencoba bunuh diri. Iqbal pun segera kabur dari rumah sakit dituntun oleh Parno. Di kuburan banyak orang berkumpul termasuk para wartawan. Iqbal pun mencoba agar  kembali kepada Allah dan masih ada waktu untuk bertobat. Setelah sekian lama berdialog akhirnya firman pun sadar dan sejurus kemudian terdengar gemuruh takbir.
                Akhirnya kedua mata Iqbal sembuh. Ia pun membaca judul sebuah koran tentangnya: IQBAL MAULANA TELAH SEMBUH KEDUA MATANYA. Iqbal pun mulai membimbing sahabat-sahabatnya. Bahkan Iqbal membentuk sebuah kelompok bersama pengamen lainnya yang bernama Ashabul Kahfi. Berita akan dirinya pun tersiar di berbagai koran. Antara lain judul nya yakni MUSAFIR CINTA – SEBUAH PERJALANAN HATI SEORANG IQBAL MAULANA. Ia pun selalu diwawancarai wartawan.
                Ia pun kini telah hapal Alquran. Ia pun memutuskan untuk kembali ke pesantren seperti janjinya kepada kyai sepuh untuk mempersunting seorang atau tiga gadis yakni Zaenab, Pricillia, atau Khaura.
                Ia pun diantar keluarga Firman dan para sahabatnya. Ia pun naik bersama keluarga Firman, sedangkan sahabatnya naik sebuah minibus yang bertuliskan ROMBONGAN ASHABUL KAHFI. Iqbal pun merasa sangat senang sekali dan grogi bahwa setelah tiga tahun ini ia akan bertemu kekasihnya. Selamat tinggal Banjarnegara. Selamat tinggal  Kenangan. Semoga Allah SWT  menjadikan Banjarnegara sebagai kota yang indah dan diberkahi. Amin..
                Begitulah perjalanan Iqbal dalam novel Musafir Cinta yang sebenarnya masih banyak adegan seru yang tidak kuceritakan…. kalo mau versi lengkapnya beli novelnya, Cuma Rp38.000 dengan tebal 330 halaman. Dan masih ada kelanjutannya loh di di novel Makrifat Cinta (episode terakhir)…. okey…. 
                Suatu kejadian buruk pun terjadi. Saat iqbal berada di kamar Firman, Indri pun datang dan masuk ke kamarnya. Indri pun merayunya dan mencoba memeluknya. Iqbal menolaknya. Saat itulah Firman datang dan melihat mereka berdekatan seperti itu. Firman marah dan menyuruh Iqbal pergi dari rumahnya. Firman pun menantang Iqbal di Alun-alun. Firman pun pergi.
                Saat itulah Iqbal mulai mengemasi barang-barangnya. Orang tua firman bingung apa yang sedang terjadi. Iqbal pun segera mendatangi alun-alun. Ternyata disana ada Firman dan sahabat-sahabatnya. Firman pun berkelahi dengan Iqbal di hujannya malam. Dan saat Iqbal terjatuh, Firman menyiramkan semangkuk sambal kemata Iqbal . Tinjuan bertubi-tubi pun menyebabkan Iqbal tidak sadarkan diri.
                Akhirnya Iqbal pun tersadar, namun Astagfirullah al’adzim, matanya tidak bisa dibuka. Kemudian sahabat-sahabatnya  pun datang. Sahabatnya kini tahu masalah yang terjadi. mereka pun membenci Firman atas kelakuannya, namun Iqbal meminta agar mereka tidak membenci Firman.
                Suatu hari, Parno pun memberi tahu bahwa yang terjadi pada firman. Firman menyesali semua kesalahan di liang kubur dan mencoba bunuh diri. Iqbal pun segera kabur dari rumah sakit dituntun oleh Parno. Di kuburan banyak orang berkumpul termasuk para wartawan. Iqbal pun mencoba agar  kembali kepada Allah dan masih ada waktu untuk bertobat. Setelah sekian lama berdialog akhirnya firman pun sadar dan sejurus kemudian terdengar gemuruh takbir.
                Akhirnya kedua mata Iqbal sembuh. Ia pun membaca judul sebuah koran tentangnya: IQBAL MAULANA TELAH SEMBUH KEDUA MATANYA. Iqbal pun mulai membimbing sahabat-sahabatnya. Bahkan Iqbal membentuk sebuah kelompok bersama pengamen lainnya yang bernama Ashabul Kahfi. Berita akan dirinya pun tersiar di berbagai koran. Antara lain judul nya yakni MUSAFIR CINTA – SEBUAH PERJALANAN HATI SEORANG IQBAL MAULANA. Ia pun selalu diwawancarai wartawan.
                Ia pun kini telah hapal Alquran. Ia pun memutuskan untuk kembali ke pesantren seperti janjinya kepada kyai sepuh untuk mempersunting seorang atau tiga gadis yakni Zaenab, Pricillia, atau Khaura.
                Ia pun diantar keluarga Firman dan para sahabatnya. Ia pun naik bersama keluarga Firman, sedangkan sahabatnya naik sebuah minibus yang bertuliskan ROMBONGAN ASHABUL KAHFI. Iqbal pun merasa sangat senang sekali dan grogi bahwa setelah tiga tahun ini ia akan bertemu kekasihnya. Selamat tinggal Banjarnegara. Selamat tinggal  Kenangan. Semoga Allah SWT  menjadikan Banjarnegara sebagai kota yang indah dan diberkahi. Amin..
sumber:  http://www.lokerseni.web.id/2011/11/sinopsis-novel-musafir-cinta.html

Sinopsis Novel Hafalan Salat Delisa

 
Sinopsis Novel Hafalan Salat Delisa
 Penulis: Tere Liye
Penerbit: Republika
Tahun Pertama Terbit: 2007
Jumlah Halaman:  248


Novel manis yang satu ini mengangkat kisah seorang bocah perempuan bermata hijau telaga yang baru berusia 6 tahun. Gadis cilik tersebut bernama Delisa. Ia merupakan anak bungsu di dalam keluarganya. Adapun kakak-kakan Delisa adalah Cut Fatimah, Cut Zahra dan juga Cut Aisyah. Keluarga Delisa berdomisili di Lhok Nga. Delisa dan saudara-saudaranya hanya tinggal bersama Ummi, sebab sang Abi bekerja sebagai mekanik kapal yang berbulan-bulan ikut di kapal yang berlayar.

Meski merindu, tetapi Delisa tetap menjalani hari-hari mereka tanpa sang Abi. Suatu hari Delisa mendapat tugas dari sekolahnya. Tugas tersebut adalah menghafal bacaan salat. Delisa giat sekali menghapas bacaan-bacaan tersebut. Terlebih ummi menjanjikan ia hadiah jika Delisa berhasil menghafal baccan tersebut. Hadiah yang membuat Delisa semangat adalah kalung emas yang dijual di toko Ko Acan. Ko Acan sendiri merupakan sahabat Abi Delisa.

Tanggal 26 Desember tahun 2004, Delisa dan semua teman seisi kelasnya dijadwalkan mempraktekkan hafalan solat yang telah mereka hapalkan beberapa waktu. Saat tiba giliran Delisa, sembari mengucapkan bacaan solat, tiba-tiba bumi bergetar hebat. Semua tampak gonjang ganjing. Dan seketika, air laut mulai naik ke daratan dengan ganasnya. Ia bagai tangan raksasa yang merengkuh segala yang ia jumpai. Bencana tersebut adalah gempa hebat yang disusul tsunami. Kurang lebih 15.000 orang yang meninggal akibat bencana ini. Termasuk di dalamnya Ummi dan kakak-kakan Delisa.

Delisa sendiri selamat. Ia tersangkut di semak belukar. Siku kanan bocah tersebut patah dan kakinya bagian kanannya terjepit di bebatuan. Setelah 6 hari terjebak di tempat terebur, Delisa kemudian ditemukan oleh seorang prajurit relawan bernama Smith. Delisa yang dilihatnya sangat bercahaya kemudian membawa prajurit tersebut untuk masuk Islam.

Karena suasana yang kacau balau, Abi yang telah mengetahui bencana tersebut tak bisa menemukan Delisa. Ia menghabiskan beberapa waktu sebelum akhirnya bertemu gadis mungilnya. Saat bertemu Abinya, Delisa bercerita layaknya anak-anak yang tak mengerti apa-apa. Bencana tak menghapus keceriannya. Termasuk saat kaki kanan Delisa harus diamputasi, semuanya tak berhasil membuat ia murung. Ia bersama Abi menjalani hidupnya. menata dari awal. Meski jasad Ummi dan ketiga kakaknya belum ditemukan, tapi Delisa dan Abi harus hidup normal, begitu pikirnya.

Suatu waktu Delisa melihat ada sebuah pantulan cahaya yang mengganggu penglihatannya. Karena penasaran, Delisa pun mendekat. Dan tak disangka, cahaya tersebut merupakan pantulan kalung dengan huruf D. Dan kalung tersebut berada dalam pegangan seseorang. Ummi Delisa sendiri.

Kisah novel ini sangat menyentuh. Layak untuk Anda hadiahkan bagi keluarga terdekat utamanya anal-anak yang sedang menghafalkan bacaan solatnya. Buku ini bisa menjadi motivasi bagi mereka. Selamat berburu novel Hafalan Salat Delisa ya!

sumber : http://sinopsisnovelku.blogspot.com/2013/05/sinopsis-novel-hafalan-salat-delisa.html#more

Sinopsis Novel Perahu Kertas Dewi Lestari

sinopsis perahu kertas
Judul : PERAHU KERTAS
Penulis : Dee (Dewi Lestari)
Penerbit : Bentang Pustaka, Trudee Pustaka Sejati
Tahun Terbit : Februari, 2010
Jumlah Halaman : 444 halaman
Kugy dan Keenan. Dua manusia yang dapat diibaratkan seperti bumi dan langit. Kugy memiliki penampilan berantakan namun ia memiliki imaginasi yang tinggi. Sedangkan Keenan, merupakan sosok yang cerdas dan pelukis hebat nan artistik. Saat keduanya bertemu, keduanya menjadi semakin dekat. Namun, apa daya? Kugy telah memiliki seorang cowok yang tidak mudah ia tinggalkan. Dalam hati Keenan, terbersit rasa cinta itu namun ia juga berusaha untuk menampiknya. Wanda dan Keenan seperti sosok yang senasib. Keduanya berbakat menjadi pelukis namun kedua orang tua mereka jugalah yang tidak setuju karena orang tua mereka berpendapat bahwa lukisan tidak bisa menghasilkan uang untuk hidup. Karena merasa senasib, hubungan keduanya semakin dekta. Namun, saat Kugy melihat hal itu, ia seperti cemburu namun ia juga berusaha untuk menampiknya. Toh, dia juga sudah punya cowok. Entah apa yang ada dibenak Wanda hingga ia mau melakukan apa saja demi menunjukkan rasa cintanya pada Keenan. Ia memang berhasil! Ia memang berhasil membuat Keenan menjadi kekasihnya sekarang. Saat mendengar bahwa Wanda dan Keenan sudah menjadi sepasang kekasih, Kugy seakan ditombak peluru tepat pada dadanya. Kugy tak tahu apa yang ia rasakan. Kugy bingung dengan perasaannya sendiri. Disatu sisi, ia memiliki Ojos kekasihnya, namun disatu sisi ia merasa ada special feeling buat Keenan. Ojos mulai merasakan perubahan sikap pada Kugy. Ia merasa Kugy sudah tak peduli lagi padanya. Hingga akhirnya, hubungan mereka kandas. Sementara itu, hubungan Wanda dan Keenan juga jauh dari kata harmonis. Wanda berfikir, Keenan tak sepenuhnya mencintainya hingga mereka berdua menghadapi konflik besar dan akhirnya mereka kandas juga. Saat dua pasang kekasih itu tak lagi menjalin cinta. Kugy memutuskan untuk mengambil mata kuliah sebanyak-banyaknya guna menyibukkan diri. Alhasil, ia bisa lulus lebig cepat tapi tetap dengan nilai yang memuaskan A+. Sedangkan Keenan, malah memutuskan untuk hidup sendiri jauh dari keluarganya yakni di Ubud, Bali. Ia mengambil keputusan besar untuk hidup sendiri dan dengan uang hasil keringatnya sendiri melalui melukis. Awal pahit sempat ia kecap namun tak lama karena kurang lebih satu tahun kemudian, ia bisa dibilang telah sukses menjalankan usaha melukisnya. Setelah lulus, Kugy langsung mendapatkan pekerjaan dan parahnya lagi ia juga mendapatkan pacar baru, yakni atasannya dia sendiri “Pak Remi” namanya. Sedangkan, Keenan juga tak mau kalah! Ia menemukan pengganti Wanda, “Luhde”. Saat usaha lukis Keenan semakin sukses serta hubungan cintanya dengan Luhde sedang manis-manisnya. Keenan terpaksa harus kembali ke Jakarta karena mendapat kabar bahwa ayahnya terkena stroke. Sedangkan, Kugy yang telah mendapatkan pekerjaan yang nyaman memilih untuk mengundurkan diri karena ia merasa pekerjaan yang dilakukannya bukan jiwanya. Walaupun Keenan melakukan “long-distance” dengan Luhde dan Kugy tidak bisa selalu bertemu tiap hari dengan Remi, hubungan cinta mereka baik-baik saja. Mereka merasa telah menemukan cinta masing-masing. Namun, hal tersebut tak bertahan lama. Luhde merasa hati Keenan tak sepenuhnya untuk dirinya dan Remi-pun juga merasa seperti itu. Daan pada akhirnya lukisan dan dongeng itu bersatu serta hati dan impian mereka bertemu.
sumber: https://bindspentra.wordpress.com/2012/10/23/sinopsis-novel-perahu-kertas-dewi-lestari/

Sinopsis Novel Ratu Preman


Sebagai gadis remaja yang sedang tumbuh, cinta adalah hal yang didambakan Aurora Estella. Mengimpikan romantisme cinta membuatnya berada di awang-awang. Dia membayangkan akan dapat berdampingan dengan sosok pemuda tampan, keren dan romantis. Namun kenyataan berbicara lain. Yang naksirnya, kebanyakan adalah preman, pemalak, juga para pecundang seperti Darwin.
Auro sedikit lega ketika ada cowok keren bernama Edward dan Justin memasuki kehidupannya. Saking nervous-nya, Auro sampai sakit perut, yang membawanya pada kisah dengan Troy, kawan sekelasnya. Pak guru Randi yang meminta Troy Adrian memapah Auro hingga ke ruang UKS untuk mendapatkan perawatan. Tentu saja teman sekelasnya heboh. Apalagi Troy tanpa ragu dan dengan bermuka badak menyebut ‘’sayang’’ di depan seisi kelas.
Bukan tak ada alasan Auro gusar pada kehadiran Troy. Lelaki ini sangat norak sehingga membuatnya selalu ingin muntah. Tapi Troy tak pernah menyerah. Bagaimana dengan Edward? Auro sangat terpikat padanya. Keren dan cool. Namun kenyataan belakangan berkata lain. Ternyata Edward tak lebih baik dari semua lelaki yang memasuki kehidupan Auro. Edward, yang berbeda sekolah ternyata hanya tampak luar sebagai pria keren. Edward sama saja, raja preman di sekolahnya. Begitu juga Justin. Empat pria yang memasuki kehidupan Auro tak ubahnya sebagai raja preman yang memiliki cara hidupnya sendiri. Lalu apa reaksi Auro? Tentu dia pusing. Apalagi Aura, saudaranya sering meledeknya sebagai ratu preman. Kenyataannya, ia telah masuk ke sarang para preman.
Di antara sekelumit kisah cintanya dengan empat pria, Auro terus menimbang-nimbang siapa yang akan menjadi gebetannya. Atau apakah ia harus menolak semuanya dan melepaskan diri dari dunia preman itu? Di tengah prahara cintanya yang lucu dan unik, Auro terjebak pada petualangan yang menakutkan. Ia terjebak dalam konspirasi membekuk gembong narkoba, dalam sebuah rencana yang membingungkan. Ada rekan yang menjadi musuh, ada bahaya dalam cinta. Dalam kepanikannya, Auro jadi mendalami hati dan cintanya. Dia jadi memahami, siapa sesungguhnya belahan hatinya.
Novel teenlit ini memang menyajikan petualangan kisah cinta remaja yang mengasyikkan. Kisahnya cukup unik dan menarik. Alurnya cepat dan penuh kejutan. Ditulis dengan gaya humoris yang memikat dan tidak membosankan oleh dua penulis yang berbeda. Donna adalah penulis yang sudah biasa pada genre teenlit, bahkan sudah melahirkan 15 novel. Sebaliknya Lexie baru memulai dengan Ratu Preman ini. Namun kolaborasi keduanya cukup apik dan jadilah novel ini sebagai bacaan yang cukup menarik.
sumber: https://bindspentra.wordpress.com/2010/11/08/141/

Sinopsis Novel Misteri Aeiou (3 Sahabat)

misteri aeiou 
Judul novel        : Misteri Aeiou (3 Sahabat)
Penulis                 : Kusumastuti
Penerbit              : Erlangga for Kids
Tahun                   : 2009
Tebal buku         : 27 bab, 206 halaman
Novel remaja berjudul 3 Sahabat Misteri Aeiou karya Kusumastuti bercerita tentang petualangan 3 sahabat bernama Ade, Rani dan Gunawan dalam memecahkan misteri aeiou. Pada awalnya, Ibu Ade memberikan sebuah kalung kuno mirip sebuah medali  dari Austria untuk Ade. Kalung itu berukuran besar dan tebal. Di atasnya, terdapat hiasan ukiran gambar bunga yang mempunyai lima lembar tajuk bunga bertuliskan AEIOU dimasing-masing lembar tajuknya. 
Petualangan mereka dimulai saat Rani tidak sengaja membuka kalung itu. Di dalamnya terdapat kompas yang sudah tidak berfungsi. Tiba-tiba kompas itu berputar dengan cepat dan mengeluarkan cahaya merah terang dari pusat kompas serta diikuti angin yang berputar kencang seperti puyuh.  Cahaya dan angin itu menarik mereka. Mereka berputar melayang di udara yang semakin lama semakin cepat. Ketika pusaran udara dan sinar merah menghilang, mereka telah berada di masa lalu. Mereka berada di istana kota Linz, Austria pada zaman Pemerintahan Romawi  kuno.
Saat itu, Ratu Eleanor, istri kaisar kehilangan sebuah kalung kesayangannya. Kalung yang dimaksud adalah kalung yang di bawa oleh Rani, Ade, dan Gunawan. Tak sengaja Ratu melihat Rani membawa kalung tersebut. Rani dituduh sebagai pencuri. Tetapi tuduhan itu tidak terbukti, sehingga Rani dibebaskan. Rani dibawa oleh Ibu Kepala ke dapur. Ibu Kepala mengira bahwa Rani adalah gadis pekerja untuk membantu istana dalam persiapan pesta perjamuan makan yang akan diadakan malam ini.
Ade dan Gunawan sangat sedih karena harus berpisah dengan Rani. Dalam perjalanannya untuk menemui Rani, mereka bertemu dengan Paman Gotthard. Paman Gotthard mengira bahwa mereka adalah keponakannya dari kota Vienna. Mereka diajak tinggal di pondok Paman Gotthard. Selain itu, mereka bertemu dengan Ritter Thomas, teman Paman Gotthard. Ritter Thomas mengajak Gunawan untuk berlatih Ritter. Sedangkan Ade menjadi asisten Paman Gotthard untuk belajar tentang tanaman dan hewan.
Saat pesta perjamuan makan malam. Kaisar Romawi Friedrich III mengundang adik kandungnya Albert VI serta Raja Hungaria, Matthias Corvinus untuk makan malam ini. Ratu Eleanor menghadiri acara tersebut dengan memakai kalung kesayangannya. Raja Matthias sangat tertarik dengan kalung tersebut. Ia menawarkan untuk membeli kalung itu. Tetapi Ratu Eleanor menolaknya.
Perundingan Kaisar Friedrich III dan Albert VI pada saat makan malam gagal total. Kaisar Friedrich III akan mengundang Albert VI dan Raja Matthias untuk acara jamuan makan malam yang kedua kalinya. Perundingan kedua ini diharapkan berhasil kalau tidak Kerajaan Romawi akan hancur oleh perang yang dipimpin Albert VI dan Raja Matthias.
Sehari sebelum perundingan kedua dilaksanakan, Paman Gotthard mengajak Ade untuk pergi ke kota Puri Air Gallspach untuk menemui keluarganya. Di sana Ade ditugaskan oleh Paman Gotthard untuk menjadi mata-mata. Tak sengaja Ade mendengar percakapan antara Raja Matthias dan Albert VI di balik dinding ruangan istana. Raja Matthias sangat menginginkan kalung kesayangan Ratu Eleanor. Menurutnya, kalung itu adalah kunci ruang harta karun Falkensteiner. Raja Matthias memiliki ide untuk menjadikan kalung itu sebagai barang taruhan. Apabila Kaisar Friedrice dan Ratu Eleanor tidak memberikan kalung itu, maka perang akan segera dilaksanakan. Apabila kalung itu diberikan, maka perang akan ditunda. Ade menceritakan hal itu kepada Paman Gotthard. Paman Gotthard terkejut, setahu dia ruang kunci harta karun Falkensteiner adalah cerita pengantar tidur yang belum tentu kebenarannya. Paman Gotthard mengajak Ade untuk segera pulang ke kota linz.
Ade menceritakan percakapan Raja Matthias dan Albert VI kepada Rani dan Gunawan di lembah menara  yang puncaknya terdapat sarang burung Falkon. Mereka saling bertukar informasi. Mereka sangat sedih karena belum bisa pulang dari sini. Satu-satunya jalan untuk kembali ke tempat semula adalah dengan mengambil kalung kesayangan Ratu Eleanor. Mereka tidak bisa berkata jujur, karena tidak akan ada yang percaya dengan cerita mereka.
Ketika berada di Istana, Rani  memberanikan diri untuk mencuri kalung itu yang berada di kamar Ratu Eleanor. Ternyata Gudrun, dayang Ratu Eleanor melihat Rani mencuri kalung tersebut. Gudrun mengejar Rani yang berlari dengan membawa pisau. Paman Gotthard, Ibu Kepala, para ajudan, Kaisar serta Ratu Eleanor datang. Gudrun menceritakan semuanya kepada Kaisar bahwa Rani telah mencuri. Rani pun membela dirinya. Melihat peristiwa itu, Ade teringat percakapan antara Albert VI dan Gudrun di kebun sebelum ia pergi ke istana. Albert VI meminta Gudrun untuk mencuri kalung Ratu Eleanor.
Ade mengatakan kepada kaisar yang sebenarnya. Gudrun pun mengelak. Kaisar pun memisahkan mereka. Rani dibawa oleh ajudan ke penjara, Gudrun dibawa oleh Ibu Ketua dan Ade dibawa ke ruang kerja kaisar. Di ruang kerja Kaisar, Ade menjelaskan semua yang ia dengar ketika berada di kebun sampai Kaisar percaya.
Di luar Istana Ade dan Gunawan melihat persiapan ritter untuk perang. Ade pun teringat cerita Falkensteiner dan burung Falkon di atas menara. Ia mengaitkan dua hal tersebut. Sampai akhirnya ia menyadari bahwa ruang harta karun Falkensteiner berada disumur bawah menara.
Mereka segera pergi ke sumur bawah menara itu. Dugaan Ade benar. Dia melihat lekukan yang sama seperti kalung Ratu Eleanor di tepi sumur. Tiba-tiba Paman Gotthard dan Ritter Thomas datang mencari mereka. Ade dan Gunawan menjelaskan mengapa mereka di sini. Mereka juga menjelaskan diri mereka sebenarnya dan tujuan awal  mereka.
Sementara itu, perundingan antara Kaisar Friedrich III, Albert VII, dan Raja Matthias sedang berlangsung. Raja Matthias menawarkan perdamaian kepada Kaisar Friedrich III yaitu dengan memberikan Kalung kesayangan Ratu Eleanor kepadanya. Kaisar menolak, tetapi ia punya pendapat lain. Kaisar dan Raja Matthias akan membuka berama-sama pintu ruang harta karun Falkensteiner.
Pintu ruangan harta karun Falkensteiner dibuka secara bersama-sama. Ternyata di dalamnya terdapat peti dari batu. Isi dari peti itu adalah tulang belulang dari orang tua Hanno Falkensteiner, anak dari Falkensteiner. Raja Matthias sangat marah sehingga Ia menunda perang pada hari ini.
Setelah itu, Rani, Ade, dan gunawan dipanggil oleh Kaisar ke ruang kerjanya. Mereka menjelaskan dari awal hingga akhir mengapa mereka ke sini. Kaisar mempercayai perkataan mereka. Kaisar pun memberikan kalung Ratu Eleanor kepada mereka. Rani membuka kalung tersebut. Di dalamnya terdapat kompas. Jarum penunjuk arahnya berputar cepat kemudian berhenti dengan menunjuk ke satu arah. Jarum itu mengarah ke menara bersumur. Jarum itu menunjuk suatu ruangan di bawah menara sumur itu. ketika ruangan itu dibuka oleh Ritter Thomas, semua mata terbelalak dengan isi di dalamnya. Ternyata isi ruangan yang ditunjuk oleh jarum kompas  adalah harta karun Falkensteiner.
Setelah menemukan Harta karun Falkensteiner, Rani, Ade, Gunawan meminta izin untuk kembali ke tempat asal mereka. untuk kembali pulang mereka mengucapkan kepanjangan AEIOU dengan bahasa latin. Jarum kalung itu berputar. Pusaran  angin  itu  menarik mereka  untuk  kembali  ke  tempat  asal mereka. Akhirnya mereka sampai di rumah.
sumber  : http://www.briliana.com/sinopsis-novel-misteri-aeiou-3-sahabat/

 Sinopsis Novel Sang Penari:

 

 Alkisah di Pulau Bali hiduplah seorang pemuda desa yang bernama Putu. Dia hidup bahagia di tengah keluarga yang sederhana. Ayahnya bernama I. Jagra yang menjabat sebagai Ketua Adat yang sangat disegani dan dihormati oleh segenap warga kampung, ibunya seorang wanita yang bijaksana. Dia juga punya seorang adik perempuan bernama Santi. Dia salah seorang dari pencetus gagasan berdirinya perkumpulan kesenian, yang berhasil menciptakan sebuah tontonan yang menjadi salah satu objek pariwisata. Selain itu Putu juga memerankan tokoh utama cerita sendratari berpasangan dengan Anak Agung Ayu Prami yang lebih dikenal dengan nama Gung Ayu, seorang gadis cantik Putri Anak Agung Ngrurah Gede, putri seorang bangsawan keturunan langsung dari raja-raja yang pernah bertakhta di puri.
Hubungan antara Putu dengan Gung Ayu bukan sekedar pasangan menari saja tapi mereka sudah menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih yang saling mencintai. Tapi hubungan cinta mereka ditentang oleh ayah mereka karena perbedaan kasta. Ayah Gung Ayu melarang putrinya untuk menari dan mengancam Putu supaya tidak berhubungan lagi dengan putrinya. Sedangkan ayah Putu tidak segan-segan menyuruh anaknya untuk pergi ke Jakarta dan tinggal bersama pamannya yang bernama Pak Made.
Di tengah perjalan menuju Jakarta Putu bertemu dengan seorang calon wartawati yang bernama Netty. Netty seorang gadis yang berpenampilan menarik murah senyum, tapi tidak berkesan murahan. Tiba di Jakarta Putu di sambut hangat oleh Pak Made Paman dan Bibinya serta adik sepupunya yang bernama Darsana yang baru duduk di kelas 6 SD. Selain Paman dan bibinya serta adik sepupunya, di rumah Pamannya yang mungil juga tinggal 2 orang laki-laki bernama Mas Herman seorang salesman dan Indra yang bekerja sebagai konsultan teknik, juga 5 orang wanita yang semuanya bekerja sebagai pramugari udara.
Putu cepat akrab dengan Herman dan Evi. Herman yang kecewa kerana istrinya selingkuh sering mencurahkan perasaannya kepada Putu, Evi yang dihianati oleh kekasihnya yang bernama Freddy juga sering cerita tentang kekecewaan kepada Putu.
Di Jakarta Putu ikut kursus Perbankan untuk menghilangkan kejenuhan. Kursus itu terkesan mewah dengan Mbak Diah sebagai costumer service yang begitu ramah, serta Pak Kartono sebagai instruktur kursusnya. Di sana juga Putu berkenalan dengan Benny seorang teman kursusnya yang berasal dari Batak.
Meskipun tinggal berjauhan dengan Gung Ayu, tapi putu masih tetap berhubungan lewat surat dengan bantuan Duarsa, teman Putu semenjak SMA dan Ratni pelayan Gung Ayu kekasihnya Duarsa. Tapi sayang pada suatu hari semada (Bujang-Puri) yang pernah ditolak cintanya oleh Ratni, balas dendam kepada Ratni dengan cara memberikan surat dari Putu untuk Gung Ayu kepada Anak Agung Ngurah Gede. Sehingga Anak Agung Ngurah Gede marah besar dan mengusir Ratni dan Puri. Karena malu orang tua Ratni ikut-ikutan marah dan melarangnya untuk berhubungan lagi dengan Duarsa, sehingga Duarsa kehilangan kontak dengan Gung Ayu. Sedangkan Gung Ayu sendiri dititipkan oleh ayahnya di Puri Pamannya di Ubud.
Pada suatu malam Putu nekat kabur dari rumah pamannya, karena telah terjadi kesalahpahaman, Putu tidak tahan akan omelan pamannya yang terus menerus memberondong dirinya karena cidera ketika ditempeleng preman yang pernah dipukulnya karena mengganggu Beni teman putu ketika kursus perbankan. Karena hari sudah sangat malam dan karena merasa sangat letih, Putu tertidur di depan gereja hingga mulai terang dan akhirnya dipertemuan Pak Johanes seorang laki-laki yang baik hati yang dengan sukarela mengajak Putu untuk tinggal di rumahnya. Pak Anes tinggal bersama istrinya yang bernama Bu Anes dan anak laki-lakinya yang bernama Andre, dia masih duduk di kelas 2 SMP. Kegiatan Pak Anes sehari-hari membuka bengkel dengan dibantu oleh Sarman dan Gimin dua orang pemuda asal Jawa Tengah yang rajin sekali bekerja.
Pada suatu malam ke rumah Pak Anes kedatangan seorang tamu utusan seorang pengusaha kaya yang sedang mencari seorang guru tari untuk anak-anaknya. Pak Anes mencoba menawarkan pekerjaan itu kepada Putu. Putu menerimanya dengan senang hati.
Keesokan harinya Putu diantar Pak Johanes ke rumah Pak Wijaya, pengusaha kaya yang sedang mencari guru tari untuk anak-anaknya. Tiba di rumah mewah tersebut Putu dan Pak Anes disambut hangat oleh Nyonya rumah dan dua anak gadisnya yang masih belia. Kakaknya bernama Laras dan adiknya bernama Julia.
Hari itu juga mereka meminta Putu untuk memulai mengajar menari. Mereka sangat bersemangat untuk belajar menari.
Hari-hari bergulir cepat, kemajuan demia kemajuan mereka capai. Beberapa tarian yang diajarkan kepada mereka dapat diserap dalam waktu yang singkat.
Di Bali dipertontonkan pesta kesenian Bali yang berlangsung selama sebulan penuh. Kedua gadis tersebut mau menonton pesta kesenian Bali sekalian melihat-lihat keindahan Pulau Dewata tersebut. Mereka mengajak Putu, tetapi Putu belum memberi jawaban atas ajakannya.
Suatu hari ayah datang ke rumah Pak Anes dengan diantar oleh Duarsa, Paman dan Bibi serta Darsana adik sepupunya, untuk menjemput Putu kembali ke Bali. Walaupun dengan berat hati terpaksa menyetujui ajakan ayahnya untuk pulang ke Bali.
Sebelum pulang ke Bali, Putu memperkenalkan Duarsa dulu kepada Laras dan Julia, sambil memperlihatkan hasil didikannya selama ini kepada Duarsa. Selain itu juga Putu berpamitan kepada mereka bahwa dia akan pulang ke Bali dan berjanji akan menjemput mereka di Bandara Ngurah Rai ketika mereka jadi pergi ke Bali.
Waktu yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga Laras dan Julia jadi pergi ke Bali dan dijemput oleh Putu di bandara. Hampur tiap hari Putu mengantar mereka menuju tempat-tempat wisata yang penting yang ada di pulau Bali. Hingga pada suatu hari, tanpa ditemani Julia mereka saling mengatakan perasaan cintanya. Dan pada waktu itu pulalah Putu baru mengetahui bahwa Laras sebenarnya orang Bali yang mempunyai nama Anak Agung Putu Larasati. Ayahnya yang pengusaha kaya itu sebenarnya ayah tirinya yang menikahi ibunya ketika dia masih kecil. Sedangkan ayahnya kawin lagi dengan wanita pilihan orang tuanya dan sekarang tinggal di Bali.
Suatu malam Putu kembali latihan menari di Balai Banjar bersama pasangan mainnya, yang kali ini bukan Gung Ayu melainkan Damayanti seorang guru kesenian SMP lulusan Diploma tari yang bersifat superior angkuh cenderung seorang-olah dialah yang paling hebat. Meskipun ada keragu-raguan di hati Putu tentang kembalinya kejayaan sendratari seperti ketika dia menari berpasangan dengan Gung Ayu, tapi Putu mencoba menjalani latihan sebaik-baiknya.
Pagi yang cerah Ibu Putu menerika tamu yang tak lain adalah Laras yang akan mengajak Putu jalan-jalan, Laras kelihatan sangat gembira. Di tengah perjalan Laras meminta Putu untuk membujuk pemilik toko seni supaya menjual lukisannya yang diinginkan Laras kemarin. Ketika lukisan itu diperlihatkan kepada Putu. Putu sangat terkejut kerena lukisan itu adalah lukisan potret seorang wanita yang mirip Laras.
Putu berbincang-bincang panjang lebar dengan pemilik toko seni itu tanpa ditemani Laras. Mengenai riwayat lukisan yang diinginkan Laras dan juga mengenai riwayat hidup masing-masing. Ternyata pemilik toko itu bernama Anak Agung Anom yang tak lain dan bukan adalah ayahnya Anak Agung Putu Larasati alias Laras yang jadi korban perceraian ayah dan ibunya hanya perbedaan kasta.
Ketika Laras menghampiri Putu seakan-akan sedang dalam mimpi. Ternyata Laras juga masih keturunan raja. Dan yang paling menggembirakan bagi Putu adalah bahwa ayahnya Laras tidak menentang hubungan mereka, kerena takut anaknya menderita.