Detail Novel
Judul : Musafir Cinta
Penulis :Taufiqurrahman al-azizy
Penerbit : Diva Press
Tanggal terbit :Agustus - 2009
Jenis Cover : Soft Cover
Kategori : Romance
Text Bahasa : Indonesia ·
Sinopsis Novel
MUSAFIR CINTA
Melanjutkan novel Syahadat Cinta pada trilogi Makrifat Cinta karya
Taufiqurrahman al-Azizy, Iqbal pun pergi meninggalkan pesantren Tegal
Jadin. Namun ia bingung harus pergi kemana. Tidak mungkin apabila ia
harus kembali ke Jakarta. Dan kemudian dengan berkata Basmalah, ia pun
melangkah pergi menjadi seorang musafir…
Ia pun segera naik bis jurusan Solo-Purwokerto. Namun,
ia tetap tidak tahu kemana tujuannya itu. Di dalam bis, ia melihat
seorang perempuan berjilbab. Dan seorang pemuda pun duduk di sebelahnya.
Tak lama kemudian pemuda dan perempuan itu mulai berkenalan. Iqbal
mendengarkan pembicaraan mereka karena memang jaraknya sangat dekat. Dan
tanpa disangka-sangka, mereka kian dekat, bahkan sang perempuan pun
menyandarkan kepalanya kepada sang pemuda itu, padahal perempuan itu
berjilbab. Mereka pun saling berpegangan dan semakin bermesraan. Wah-wah
udah mulai nggak bener nih…
Iqbal pun teringat pada sebuah ayat AlQuran yang berbunyi:
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang
keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji
(pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan
laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka
(yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang
menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga). QS.
An-Nur:26.
Ia pun teringat akan Aisyah. Ia teringat akan tudingan para
sahabatnya bahwa ia telah berkhalawat dengan Aisyah, tudingan yang
menjadi bagian hujjah yang mengadilinya sehingga dirinya harus
meninggalkan Tegal Jadin. Seandainya mereka ada disini, ingin sekali
Iqbal mengatakan kepada mereka semua: inilah sejati-jatinya khalwat itu.
Inilah khalwat itu. Ialah dua insan laki-laki dan perempuan yang
berasik-masyuk seperti kedua orang ini. Inilah makna “berdua-duaan yang
diharamkan” itu. Iqbal pun menangis.
Iqbal pun berkenalan dengan seorang pemuda yang bernama
Anton. Mereka akhirnya berdiskusi tentang Islam. Ternyata agama Anton
adalah Agama Cinta. Wah macem-macem ajah nih.. namun di akhir diskusi,
Iqbal merasa menang.
Dan tiba-tiba bis pun mogok, mereka semua turun. Iqbal
hanya diam saja. Sudah satu jam ia sholat dan berdoa kepada Allah. Ia
kembali teringat akan kesalahan besar di masa lalunya. Anton pun
menegurnya dan ia pun kagum terhadap Iqbal.
Mereka pun menunggu bis lagi. Iqbal pun melihat
segerombolan orang yang sedang menyanyikan lagu-lagu religi. Namun
mereka minum-minuman keras. Saat bis datang Iqbal memutuskan untuk tetap
disini dan berkenalan dengan gerombolan itu.
Setelah berkenalan, firman meminta uang kepada Iqbal
untuk membeli minuman. Parno (sahabat firman) melarangnya. Akhirnya
Iqbal akan memberi uang jika digunakan untuk hal yang bermanfaat. Iqbal
pun menawarkan ingin membelikan mereka dua buah gitar agar nantinya bisa
digunakan untuk ngamen. Ia pun mengeluarkan uang lima ratus ribu dan
memberikannya kepada mereka. Terbelalaklah mereka sebab mereka tidak
membayangkan Iqbal akan mengeluarkan uang sebanyak itu. Kemudian iqbal
pun merasa bahwa mereka mulai ada rasa segan terhadapnya. Iqal pun di
ajak istirahat ke rumah Firman.
Ternyata firman merupakan orang yang berkecukupan. Ia
berubah menjadi “liar” setelah adiknya diperkosa dan dibunuh. Sejak saat
itulah rumah itu penuh kemaksiatan. Ayah dan ibu Firman pun melihat
Iqbal sedang sholat Subuh. Mereka sangat senang melihat baru kali ini
ada sahabat Firman yang paling aneh, yang mendirikan sholat di rumah
mereka. Mereka pun menganggap Iqbal adalah mukjizat dari Allah untuk
merubah kehidupan di rumah mereka. Mereka pun meminta Iqbal untuk
tinggal di rumah mereka. Iqbal menyetujuinya.
Selama Iqbal tinggal disana, Iqbal memutuskan untuk
mengahafal Alquran. Iqbal memutuskan harus mengahafal tujuh ayat perhari
sehingga dalam tiga tahun ia dapat menghafal Alquran.
Suatu hari ia berseteru dengan Firman, tentu saja
mengenai Islam. Dan Iqbal pun merasa perkataan Firman ada benarnya.
Gawatnya, Iqbal pun mulai ragu akan Islam, dan mulai meninggalkan
kewajibannya sebagai muslim. Ia pun bingung dan selalu menangis. Suatu
sore dan hujan terus mengguyur, ia pun pergi dan berlari untuk mencari
gereja. Ia pun masuk dan mengadu sebagaimana seorang kristen melakukan
pengakuan.
Kemudian seorang pendeta bertanya padanya, “ada apa anakku?”.
Iqbal pun meminta maaf karena telah mengunjungi Rumah
Tuhan yang bukan Tuhannya. Iapun mengatakan bahwa dirinya seorang
muslim. Iqbal mengaku tidak sanggup menemukan Tuhannya. Iqbal pun
menceritakan masalahnya. Sang pendeta pun mencoba membantu mencari Tuhan
yang Iqbal cari.
Kemudian yang tak disangka-sangka, sang pendeta mulai
menasihati Iqbal. Sang pendeta mengatakan bahwa Iqbal telah putus asa.
Dan putus asa adalah jalan yang terkutuk. Sang pendeta pun mencoba untuk
meyakinkan Iqbal terhadap Allah, Tuhannya. Ia pun menyuruh Iqbal untuk
meminta ampunan kepada Allah. Iqbal pun menangis. Iqbal tidak menyangka
bahwa ada seorang pendeta yang sedemikian bijak bestari, luas
wawasannya, dan melintas-batas keyakinannya. Ia pun kembali pulang
dengan penuh semangat.
Esoknya, Indri (kekasih Firman) datang ke rumah Firman.
Iqbal yang menemuinya (Orang tua firman tidak mau menemuinya). Iqbal pun
menasihati Indri agar kembali kepada Allah. Dan secara tidak langsung
menasihati Indri agar Indri menjaga kesuciannya. Indri pun menangis dan
pergi dengan berlari. Wah, Iqbal pun merasa bersalah tentang apa yang
dikatakannya kepada Indri. Namun ia tetap yakin bahwa yang dilakukannya
demi kebaikan Indri.
Beberapa hari kemudian, indri datang kembali dengan wajah
cerah. Iqbal berharap indri tidak terluka akan perkataannya sebelumnya.
Indri pun mengajak Iqbal untuk mencari Firman yang memang sudah
beberapa hari tidak pulang sejak berseteru dengan Iqbal. Setelah
mencari dimana-mana, Iqbal merasa capek dan minta istirahat. Saat mereka
istirahat, indri merayunya. Saat itu pun Iqbal memutuskan untuk pulang.
Sahabat-sahabat Firman pun datang menemui Iqbal, mereka
ternyata menemukan Firman. Mereka menemukan Firman sedang rebahan di
tempat imam mushala. Firman pun digelandang seperti orang gila. Mereka
pun menanyakan apa yang terjadi sebenarnya pada firman l. Iqbal pun
mengambil kesimpulan dan mengatakan bahwa firman sedang mendekati Allah.
Nah, inilah saatnya Iqbal mencoba mengingatkan mereka tentang Allah.
Dan ternyata mereka berniat kembali ke jalan Allah dan meninggalkan
kemaksiatan. Subhanaalah.
Dan masalah pun kembali muncul. Ternyata Okta dan Indri
bertengkar memperebutkan Iqbal. Iqbal pun takut godaan setan berupa
syahwatnya dan berdoa kepada Allah agar lebih baik mengambil kedua
matanya itu.Melanjutkan novel Syahadat Cinta pada trilogi Makrifat Cinta
karya Taufiqurrahman al-Azizy, Iqbal pun pergi meninggalkan pesantren
Tegal Jadin. Namun ia bingung harus pergi kemana. Tidak mungkin apabila
ia harus kembali ke Jakarta. Dan kemudian dengan berkata Basmalah, ia
pun melangkah pergi menjadi seorang musafir…
Ia pun segera naik bis jurusan Solo-Purwokerto. Namun, ia
tetap tidak tahu kemana tujuannya itu. Di dalam bis, ia melihat seorang
perempuan berjilbab. Dan seorang pemuda pun duduk di sebelahnya. Tak
lama kemudian pemuda dan perempuan itu mulai berkenalan. Iqbal
mendengarkan pembicaraan mereka karena memang jaraknya sangat dekat. Dan
tanpa disangka-sangka, mereka kian dekat, bahkan sang perempuan pun
menyandarkan kepalanya kepada sang pemuda itu, padahal perempuan itu
berjilbab. Mereka pun saling berpegangan dan semakin bermesraan. Wah-wah
udah mulai nggak bener nih…
Iqbal pun teringat pada sebuah ayat AlQuran yang berbunyi:
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang
keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji
(pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan
laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka
(yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang
menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga). QS.
An-Nur:26.
Ia pun teringat akan Aisyah. Ia teringat akan tudingan
para sahabatnya bahwa ia telah berkhalawat dengan Aisyah, tudingan yang
menjadi bagian hujjah yang mengadilinya sehingga dirinya harus
meninggalkan Tegal Jadin. Seandainya mereka ada disini, ingin sekali
Iqbal mengatakan kepada mereka semua: inilah sejati-jatinya khalwat itu.
Inilah khalwat itu. Ialah dua insan laki-laki dan perempuan yang
berasik-masyuk seperti kedua orang ini. Inilah makna “berdua-duaan yang
diharamkan” itu. Iqbal pun menangis.
Iqbal pun berkenalan dengan seorang pemuda yang bernama
Anton. Mereka akhirnya berdiskusi tentang Islam. Ternyata agama Anton
adalah Agama Cinta. Wah macem-macem ajah nih.. namun di akhir diskusi,
Iqbal merasa menang.
Dan tiba-tiba bis pun mogok, mereka semua turun. Iqbal
hanya diam saja. Sudah satu jam ia sholat dan berdoa kepada Allah. Ia
kembali teringat akan kesalahan besar di masa lalunya. Anton pun
menegurnya dan ia pun kagum terhadap Iqbal.
Mereka pun menunggu bis lagi. Iqbal pun melihat
segerombolan orang yang sedang menyanyikan lagu-lagu religi. Namun
mereka minum-minuman keras. Saat bis datang Iqbal memutuskan untuk tetap
disini dan berkenalan dengan gerombolan itu.
Setelah berkenalan, firman meminta uang kepada Iqbal
untuk membeli minuman. Parno (sahabat firman) melarangnya. Akhirnya
Iqbal akan memberi uang jika digunakan untuk hal yang bermanfaat. Iqbal
pun menawarkan ingin membelikan mereka dua buah gitar agar nantinya bisa
digunakan untuk ngamen. Ia pun mengeluarkan uang lima ratus ribu dan
memberikannya kepada mereka. Terbelalaklah mereka sebab mereka tidak
membayangkan Iqbal akan mengeluarkan uang sebanyak itu. Kemudian iqbal
pun merasa bahwa mereka mulai ada rasa segan terhadapnya. Iqal pun di
ajak istirahat ke rumah Firman.
Ternyata firman merupakan orang yang berkecukupan. Ia
berubah menjadi “liar” setelah adiknya diper**sa dan dibunuh. Sejak saat
itulah rumah itu penuh kemaksiatan. Ayah dan ibu Firman pun melihat
Iqbal sedang sholat Subuh. Mereka sangat senang melihat baru kali ini
ada sahabat Firman yang paling aneh, yang mendirikan sholat di rumah
mereka. Mereka pun menganggap Iqbal adalah mukjizat dari Allah untuk
merubah kehidupan di rumah mereka. Mereka pun meminta Iqbal untuk
tinggal di rumah mereka. Iqbal menyetujuinya.
Selama Iqbal tinggal disana, Iqbal memutuskan untuk
mengahafal Alquran. Iqbal memutuskan harus mengahafal tujuh ayat perhari
sehingga dalam tiga tahun ia dapat menghafal Alquran.
Suatu hari ia berseteru dengan Firman, tentu saja
mengenai Islam. Dan Iqbal pun merasa perkataan Firman ada benarnya.
Gawatnya, Iqbal pun mulai ragu akan Islam, dan mulai meninggalkan
kewajibannya sebagai muslim. Ia pun bingung dan selalu menangis. Suatu
sore dan hujan terus mengguyur, ia pun pergi dan berlari untuk mencari
gereja. Ia pun masuk dan mengadu sebagaimana seorang kristen melakukan
pengakuan.
Kemudian seorang pendeta bertanya padanya, “ada apa anakku?”.
Iqbal pun meminta maaf karena telah mengunjungi Rumah
Tuhan yang bukan Tuhannya. Iapun mengatakan bahwa dirinya seorang
muslim. Iqbal mengaku tidak sanggup menemukan Tuhannya. Iqbal pun
menceritakan masalahnya. Sang pendeta pun mencoba membantu mencari Tuhan
yang Iqbal cari.
Kemudian yang tak disangka-sangka, sang pendeta mulai
menasihati Iqbal. Sang pendeta mengatakan bahwa Iqbal telah putus asa.
Dan putus asa adalah jalan yang terkutuk. Sang pendeta pun mencoba untuk
meyakinkan Iqbal terhadap Allah, Tuhannya. Ia pun menyuruh Iqbal untuk
meminta ampunan kepada Allah. Iqbal pun menangis. Iqbal tidak menyangka
bahwa ada seorang pendeta yang sedemikian bijak bestari, luas
wawasannya, dan melintas-batas keyakinannya. Ia pun kembali pulang
dengan penuh semangat.
Esoknya, Indri (kekasih Firman) datang ke rumah Firman.
Iqbal yang menemuinya (Orang tua firman tidak mau menemuinya). Iqbal
pun menasihati Indri agar kembali kepada Allah. Dan secara tidak
langsung menasihati Indri agar Indri menjaga kesuciannya. Indri pun
menangis dan pergi dengan berlari. Wah, Iqbal pun merasa bersalah
tentang apa yang dikatakannya kepada Indri. Namun ia tetap yakin bahwa
yang dilakukannya demi kebaikan Indri.
Beberapa hari kemudian, indri datang kembali dengan
wajah cerah. Iqbal berharap indri tidak terluka akan perkataannya
sebelumnya. Indri pun mengajak Iqbal untuk mencari Firman yang memang
sudah beberapa hari tidak pulang sejak berseteru dengan Iqbal. Setelah
mencari dimana-mana, Iqbal merasa capek dan minta istirahat. Saat mereka
istirahat, indri merayunya. Saat itu pun Iqbal memutuskan untuk pulang.
Sahabat-sahabat Firman pun datang menemui Iqbal, mereka
ternyata menemukan Firman. Mereka menemukan Firman sedang rebahan di
tempat imam mushala. Firman pun digelandang seperti orang gila. Mereka
pun menanyakan apa yang terjadi sebenarnya pada firman l. Iqbal pun
mengambil kesimpulan dan mengatakan bahwa firman sedang mendekati Allah.
Nah, inilah saatnya Iqbal mencoba mengingatkan mereka tentang Allah.
Dan ternyata mereka berniat kembali ke jalan Allah dan meninggalkan
kemaksiatan. Subhanaalah.
Dan masalah pun kembali muncul. Ternyata Okta dan Indri
bertengkar memperebutkan Iqbal. Iqbal pun takut godaan setan berupa
syahwatnya dan berdoa kepada Allah agar lebih baik mengambil kedua
matanya itu.
Suatu kejadian buruk pun terjadi. Saat iqbal berada di
kamar Firman, Indri pun datang dan masuk ke kamarnya. Indri pun
merayunya dan mencoba memeluknya. Iqbal menolaknya. Saat itulah Firman
datang dan melihat mereka berdekatan seperti itu. Firman marah dan
menyuruh Iqbal pergi dari rumahnya. Firman pun menantang Iqbal di
Alun-alun. Firman pun pergi.
Saat itulah Iqbal mulai mengemasi barang-barangnya.
Orang tua firman bingung apa yang sedang terjadi. Iqbal pun segera
mendatangi alun-alun. Ternyata disana ada Firman dan sahabat-sahabatnya.
Firman pun berkelahi dengan Iqbal di hujannya malam. Dan saat Iqbal
terjatuh, Firman menyiramkan semangkuk sambal kemata Iqbal . Tinjuan
bertubi-tubi pun menyebabkan Iqbal tidak sadarkan diri.
Akhirnya Iqbal pun tersadar, namun Astagfirullah
al’adzim, matanya tidak bisa dibuka. Kemudian sahabat-sahabatnya pun
datang. Sahabatnya kini tahu masalah yang terjadi. mereka pun membenci
Firman atas kelakuannya, namun Iqbal meminta agar mereka tidak membenci
Firman.
Suatu hari, Parno pun memberi tahu bahwa yang terjadi
pada firman. Firman menyesali semua kesalahan di liang kubur dan mencoba
bunuh diri. Iqbal pun segera kabur dari rumah sakit dituntun oleh
Parno. Di kuburan banyak orang berkumpul termasuk para wartawan. Iqbal
pun mencoba agar kembali kepada Allah dan masih ada waktu untuk
bertobat. Setelah sekian lama berdialog akhirnya firman pun sadar dan
sejurus kemudian terdengar gemuruh takbir.
Akhirnya kedua mata Iqbal sembuh. Ia pun membaca judul
sebuah koran tentangnya: IQBAL MAULANA TELAH SEMBUH KEDUA MATANYA. Iqbal
pun mulai membimbing sahabat-sahabatnya. Bahkan Iqbal membentuk sebuah
kelompok bersama pengamen lainnya yang bernama Ashabul Kahfi. Berita
akan dirinya pun tersiar di berbagai koran. Antara lain judul nya yakni
MUSAFIR CINTA – SEBUAH PERJALANAN HATI SEORANG IQBAL MAULANA. Ia pun
selalu diwawancarai wartawan.
Ia pun kini telah hapal Alquran. Ia pun memutuskan untuk
kembali ke pesantren seperti janjinya kepada kyai sepuh untuk
mempersunting seorang atau tiga gadis yakni Zaenab, Pricillia, atau
Khaura.
Ia pun diantar keluarga Firman dan para sahabatnya. Ia
pun naik bersama keluarga Firman, sedangkan sahabatnya naik sebuah
minibus yang bertuliskan ROMBONGAN ASHABUL KAHFI. Iqbal pun merasa
sangat senang sekali dan grogi bahwa setelah tiga tahun ini ia akan
bertemu kekasihnya. Selamat tinggal Banjarnegara. Selamat tinggal
Kenangan. Semoga Allah SWT menjadikan Banjarnegara sebagai kota yang
indah dan diberkahi. Amin..
Begitulah perjalanan Iqbal dalam novel Musafir Cinta
yang sebenarnya masih banyak adegan seru yang tidak kuceritakan…. kalo
mau versi lengkapnya beli novelnya, Cuma Rp38.000 dengan tebal 330
halaman. Dan masih ada kelanjutannya loh di di novel Makrifat Cinta
(episode terakhir)…. okey….
Suatu kejadian buruk pun terjadi. Saat iqbal berada di
kamar Firman, Indri pun datang dan masuk ke kamarnya. Indri pun
merayunya dan mencoba memeluknya. Iqbal menolaknya. Saat itulah Firman
datang dan melihat mereka berdekatan seperti itu. Firman marah dan
menyuruh Iqbal pergi dari rumahnya. Firman pun menantang Iqbal di
Alun-alun. Firman pun pergi.
Saat itulah Iqbal mulai mengemasi barang-barangnya.
Orang tua firman bingung apa yang sedang terjadi. Iqbal pun segera
mendatangi alun-alun. Ternyata disana ada Firman dan sahabat-sahabatnya.
Firman pun berkelahi dengan Iqbal di hujannya malam. Dan saat Iqbal
terjatuh, Firman menyiramkan semangkuk sambal kemata Iqbal . Tinjuan
bertubi-tubi pun menyebabkan Iqbal tidak sadarkan diri.
Akhirnya Iqbal pun tersadar, namun Astagfirullah
al’adzim, matanya tidak bisa dibuka. Kemudian sahabat-sahabatnya pun
datang. Sahabatnya kini tahu masalah yang terjadi. mereka pun membenci
Firman atas kelakuannya, namun Iqbal meminta agar mereka tidak membenci
Firman.
Suatu hari, Parno pun memberi tahu bahwa yang terjadi
pada firman. Firman menyesali semua kesalahan di liang kubur dan mencoba
bunuh diri. Iqbal pun segera kabur dari rumah sakit dituntun oleh
Parno. Di kuburan banyak orang berkumpul termasuk para wartawan. Iqbal
pun mencoba agar kembali kepada Allah dan masih ada waktu untuk
bertobat. Setelah sekian lama berdialog akhirnya firman pun sadar dan
sejurus kemudian terdengar gemuruh takbir.
Akhirnya kedua mata Iqbal sembuh. Ia pun membaca judul
sebuah koran tentangnya: IQBAL MAULANA TELAH SEMBUH KEDUA MATANYA. Iqbal
pun mulai membimbing sahabat-sahabatnya. Bahkan Iqbal membentuk sebuah
kelompok bersama pengamen lainnya yang bernama Ashabul Kahfi. Berita
akan dirinya pun tersiar di berbagai koran. Antara lain judul nya yakni
MUSAFIR CINTA – SEBUAH PERJALANAN HATI SEORANG IQBAL MAULANA. Ia pun
selalu diwawancarai wartawan.
Ia pun kini telah hapal Alquran. Ia pun memutuskan untuk
kembali ke pesantren seperti janjinya kepada kyai sepuh untuk
mempersunting seorang atau tiga gadis yakni Zaenab, Pricillia, atau
Khaura.
Ia pun diantar keluarga Firman dan para sahabatnya. Ia
pun naik bersama keluarga Firman, sedangkan sahabatnya naik sebuah
minibus yang bertuliskan ROMBONGAN ASHABUL KAHFI. Iqbal pun merasa
sangat senang sekali dan grogi bahwa setelah tiga tahun ini ia akan
bertemu kekasihnya. Selamat tinggal Banjarnegara. Selamat tinggal
Kenangan. Semoga Allah SWT menjadikan Banjarnegara sebagai kota yang
indah dan diberkahi. Amin..
sumber:
http://www.lokerseni.web.id/2011/11/sinopsis-novel-musafir-cinta.html